Indonesiainside.id, Jakarta – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bekasi memasuki tahap ketiga dan akan berlaku hingga 26 Mei 2020. Sejauh ini, masih banyak masyarakat yang belum menyadari physical distancing dalam menentukan keberhasilan PSBB.
“PSBB bisa sampai tahap tiga, yang jelas karena statistik menunjukan kurva dan lonjakan positif di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) dan Jakarta di mana daerah ini merupakan episentrum, tentu ini memperihatinkan. Rupanya PSBB belum berhasil melandaikan kurva,” kata anggota DPRD Kota Bekasi, Ushtuchri, saat dihubungi, Kamis (14/5).
Dia mengingatkan, semakin lama pemberlakuan PSBB, maka semakin memukul masyarakat tidak hanya di bidang kesehatan, tapi juga ekonomi. Menurutnya, dengan adanya PSBB bakal terjadi banyak pembatasan, seperti di bidang usaha, niaga, dan produksi.
“Ini memang sebuah pilihan kita ambil dengan bijak antara kesehatan dan ekonomi, semakin berhasil PSBB, maka ekonomi akan semakin bangkit. Tapi semakin lama PSBB karena kurva kita masih belum mencapai puncak, maka ekonomi semakin menderita,” ujarnya.
Dalam menjaga daya tahan masyarakat, dia pernah mengusulkan bansos Rp2 juta per bulan, namun kalau tidak bisa setidaknya penyaluran bansos dapat dioptimalkan. Menurutnya, masyarakat Kota Bekasi di tahap PSBB III ini masih bisa bertahan, masih ada tetangga yang bisa dipinjami jika kekurangan, namun daya tahan ini semakin lama semakin menurun.
“Maka, pemerintah harus meningkatkan jumlah bansos, karena PSBB intinya harus dibarengi dengan safety net yang kuat, kalau tidak akan terjadi kegelisahan masal, orang akan marah, untung saja ini bulan Ramadhan, masyarakat sudah cukup baik hanya segelintir saja yang masih melanggar. Intinya, PSBB tegak, pandemi bisa cepat berlalu dan ekonomi bisa cepat bangkit,” tuturnya. (ASF)