Indonesiainside.id, Jakarta – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) di ibu kota telah memasuki tahap ketiga. Kebijakan tersebut akan berakhir pekan depan, pada 4 Juni mendatang.
Kebijakan ini tampaknya belum mampu mengurangi jumlah kasus positif corona di Jakarta. Dilansir dari laman resmi milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id. kasus positif Covid-19 di ibu kota melewati angka 7.000, tepatnya berada di angka 7.053, Jumat (29/5). Ada 124 kasus tambahan dari total kemarin, Kamis (28/5).
Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 1.807 orang dinyatakan sembuh, 517 orang meninggal dunia, 2.006 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 2.723 lainnya melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebelumnya, terdapat 1.719 orang dinyatakan sembuh, dan 514 lainnya meninggal dunia, serta terdapat 2.055 pasien dirawat di rumah sakit dan 2.641 orang isolasi mandiri di rumah.
Lalu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) atau mereka yang diduga terjangkit Covid-19 sampai saat ini 31.899 orang. Dari jumlah tersebut, 31.073 di antaranya dinyatakan negatif, sementara untuk 826 orang masih terus dipantau tenaga medis.
Selanjutnya, untuk pasien dalam pengawasan (PDP) sampai hari ini berjumlah 9.959 orang. Terdapat 1.105 pasien masih dirawat dan 8.854 lainnya dinyatakan sehat dan pulang. Ada peningkatan yang cukup signifikan terkait orang yang sembuh dari virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina, itu.
Sementara itu, Pemprov DKI masih terus melakukan tes cepat Covid-19 sebagai proses deteksi dini massal. Ini dilakukan dengan memprioritaskan orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus corona. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan bahwa tes itu berlangsung di seluruh wilayah ibu kota (termasuk Kepulauan Seribu) dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP).
“Adapun jumlah tes cepat yang sudah dilakukan sampai kemarin ialah 139.154 orang, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 4 persen. Dari jumlah tersebut, 5.613 dinyatakan reaktif dan 133.541 orang lainnya dinyatakan nonreaktif,” ujarnya melalui konferensi pers video.
“Tentu sebagaimana protokol kesehatan yang berlaku terhadap 5.613 orang yang dinyatakan reaktif, akan ditindaklanjuti dengan swab tes PCR (/polymerase chain reaction/). Dengan demikian, hasilnya sesuai dengan apa yang diatur di dalam protokol kesehatan,” tuturnya.
Widyastuti juga memaparkan bahwa hingga kemarin, ratusan ribu sampel telah diperiksa untuk melalui tes PCR. Ia menuturkan, satu pasien dapat dites beberapa kali selama periode perawatan.
“Secara kumulatif, pemeriksaan PCR yang telah dilakukan di DKI Jakarta sampai dengan tanggal 28 Mei 2020 sebanyak 142.703 sampel. Sedangkan, tes PCR per tanggal tersebut dilakukan pada 2.565 orang. Sebanyak 1.183 tes dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru dengan hasil 124 positif dan 1.059 negatif,” paparnya. (AS)