Indonesiainside.id, Jakarta – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI mengungkapkan bahwa ratusan pedagang dari belasan pasar tradisional di ibu kota terinfeksi virus corona (Covid-19). Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin, memastikan pengawasan kepada para pedagang sudah dilakukan dengan ketat.
Ia menampik kabar terkait pengawasan yang longgar terhadap pedagang dan pengunjung pasar yang dikelola oleh Pasar Jaya. Arief memaparkan, segala kemungkinan bisa terjadi saat pandemi.
“Pengawasan sudah ketat. Tapi kan tidak menyadari ketika kita berinteraksi dengan orang, sebenarnya di masyarakat sama, bisa terjadi juga di tempat lain, kalau mau lakukan swab tes pasti ketemu,” ujarnya saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (19/6).
“Jadi ketemu itu bukan tidak ketat prosesnya, tapi kita tidak bisa melihat secara fisik dia terkena Covid-19, karena kan temperatur suhu tubuh tetap dicek, tetapi kalau tanpa gejala kita tidak bisa mendeteksi,” paparnya menambahkan.
Ia menduga ada kemungkinan pedagang yang dinyatakan positif, terpapar ketika beraktivitas di luar area pasar. Sehingga, lanjut Arief, Pasar Jaya tak mengetahui kondisi pedagang lantaran aktivitas yang mereka lakukan.
“Bisa jadi kenanya tidak saat berada di pasar, bisa di luar, karena pedagang pasar, dan dia tidak mengetahui gejala, dia pikir biasa-biasa saja. Kan kita tidak pernah tahu kenanya di pasar atau di luar karena dia bergaul,” tuturnya.
Sebelumnya, Pasar Gondangdia dan Kebayoran Lama ditutup sementara selama tiga hari. Kedua pasar itu tidak boleh beroperasi lantaran ada pedagang yang positif Covid-19.
Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, ditutup sementara sejak Senin (15/6) hingga Rabu (17/6). Lalu, Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ditutup sementara sejak hari Kamis (18/6), hingga Sabtu (20/6) besok.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes DKI, sebanyak 137 pedagang di pasar tradisional terinfeksi virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina, itu. Informasi tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan swab tes dengan metode polymerase chain reaction (PCR) terhadap 1.198 pedagang yang tersebar di 18 pasar tradisional di ibu kota. (SD)