Indonesiainside.id, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mengumumkan perpanjangan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi fase pertama. Masa perpanjangan berakhir pada 13 Agustus 2020.
Keputusan perpanjangan PSBB masa transisi fase pertama diambil mengingat grafik perkembangan Covid-19 di Jakarta belum landai. Hari ini, terdapat penambahan kasus positif sebanyak 299, jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 7.147 kasus (orang yang masih dirawat/isolasi).
“Jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 20.769 kasus, dari jumlah tersebut, 12.801 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 821 orang meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani, Kamis (30/7).
Naiknya jumlah kasus Covid-19 di ibu kota tak lepas dari upaya Pemprov DKI Jakarta yang terus memasifkan tes PCR. Tes ini dilakukan untuk menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan isolasi / perawatan secara tepat.
Fify Mulyani memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 6.874 spesimen. Sebanyak 5.573 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 299 positif dan 5.274 negatif.
“Untuk jumlah orang dites sepekan terakhir sebanyak 43.316. Sedangkan, untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 36.951,” terangnya.
WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.
“Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah 4X lipat standar WHO,” imbuhnya.
Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak.
Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya. Tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 47 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 6,5 persen, sedangkan Indonesia sebesar 13,6 persen. WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen. (Aza)