Indonesiainside.id, Jakarta – Dinas Kesehatan Provinsi DKI mengumumkan penambahan kasus positif pada hari ini, Selasa (11/8) sebanyak 471 kasus. Melihat data situs pemantauan Covid-19 Jakarta, grafiknya mulai rata sejak 9 Agustus 2020.
Penurunan terjadi setelah penambahan tertinggi selama pengendalian pandemi sebanyak 721 orang pada Sabtu, 8 Agustus 2020. Lalu Ahad kemarin, kasus positif di ibu kota tercatat 472 kasus, kemudian naik 479 orang pada Senin kemarin.
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta sampai saat ini sebanyak 8.784, yakni orang yang masih dirawat atau menjalani isolasi. Pemprov DKI Jakarta terus memassifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan, sehingga, memperkecil potensi penularan COVID-19.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 5.401 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.522 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 471 positif dan 4.051 negatif.
“Dari 471 kasus positif tersebut, 90 kasus adalah akumulasi data dari hari sebelumnya yang baru dilaporkan. Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 44.113. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 44.667,” terangnya.
Tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 54 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.
Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 26.664 kasus. Dari jumlah tersebut, 16.927 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 63,5 persen, dan 953 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 3,6 persen.
Sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 4,5 persen. Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 8,4 persen, sedangkan Indonesia sebesar 15,2 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen. (SD)