Oleh: Nurcholis |
Ketiga pemimpin negeri berpenduduk Muslim ini pernah diundang raja masuk ke dalam Ka’bah. Tapi tindakannya di dalam negeri mengecewakan rakyatnya
Indonesiainsidi.id–Ka’bah , monumen pra-Islam, yang dibangun pertama kali oleh Nabi Adam alaihissalam 1500 tahun SM. Setelah bangunan itu selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Adam dan Hawa untuk melaksanakan thawaf.
Seiring bergantinya waktu, sampailah masa Nabiullah Ibrahim yang kemudian meninggikan fondasi Ka’bah.
Dalam Surat Ibrahim ayat 37 disebutkan; “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Bangunan yang punya nama lain Bayt al ‘Atiq merupakan bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Makkah atas perintah Allah SWT.
Ka’bah, adalah berarti kubus dalam bahasa Arab, sebuah bangunan persegi yang dibungkus dengan elegan dengan penutup sutra. Terletak di Kota Makkah, Arab Saudi, merupakan tempat paling suci dalam Islam dan kiblat semua umat Islam seluruh dunia.
Dalam Islam, Muslim berdoa lima kali sehari dan setelah 624 M, doa-doa sholat diarahkan ke Ka’bah.
Semua Muslim yang bercita-cita untuk melakukan haji, atau umroh pasti thawaf ke Ka’bah. Karena hal itu merupakan itu rukunnya ibadah haji dan umroh.
“Hendaknya mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).”(Surat Al-Hajj ayat 29).
Sebagian besar bahkan berharap dapat mencium dan menyentuh Batu Hitam – al-Hajar al-Aswad– tertanam di sudut timur Ka’bah.
Tidak semua orang tahu apa isi di dalam Ka’bah. Dan tidak semua orang bisa diundang masuk ke dalamnya. Hanya saja, umumnya yang diundang Raja Arab Saudi untuk masuk ke dalam adalah para pemimpin Negara berpenduduk Muslim.
Karena itulah, benda dengan ketinggian 11,03 m dan lebar 11,03 m x 12,62 m yang terletak di tengah Masjidil Haram selalu menyimpan banyak misteri yang ujung-ujungnya diseret kearah mistis.
Yang jelas, siapapun yang diundang masuk ke Ka’bah mereka memiliki kesempatan dan rizki istimewa. Tetapi orang (pribadinya) sendiri belum tentu instimewa.
Di bawah ini, ada tiga tokoh orang yang pernah diberi kesempatan masuk ke tempat istimewa ini. Namun faktanya, mereka bertolak belakangan dengan kesucian Ka’bah itu sendiri.
Presiden Emomali Rahmon
Adalah Presiden Republik Tajikistan, Emomali Rahmon (66) bersama istri dan beberapa anak serta kerabat dekatnya, pernah diundang khusus Raja Saudi memasuki Ka’bah saat mereka umroh.
Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, Presiden Tajik Emomali Rahmon tiba di Jeddah pada 4 Januari 2016 dalam perjalanan untuk melakukan ritual umrah.
Dia disambut di Bandara Internasional King Abdulaziz oleh Pangeran Mishaal bin Majed bin Abdulaziz, Gubernur Jeddah; Walikota Jeddah Dr. Hani bin Mohammed Abu Ras; dan sejumlah pejabat, kutip news.tj.
Dalam sebuah artikel berjudul “Muslims in Tajikistan” di laman onislam.net, peneliti senior Institute for Oriental Studies of Russian Academy of Sciences, Ruslan Kurbanov, menuliskan, Muslim Tajikistan makin menderita di era Emomali Rahmon.
Saat Negeri ini dipegang Emomali Rahmon, ia justru menyiapkan undang-undang yang melarang nama Arab bagi setiap bayi yang lahir. Ini dilakukan sebagai bagian dari kampanye kekhawatiran terhadap aksi ekstremisme Islam. Sebelumnya, pemerintah juga telah menerapkan paksaan bagi pria untuk mencukur jenggotnya.

Tahun 1999, pemerintah juga melarang anak di bawah usia 18 tahun mengikuti kegiatan di masjid dan dilarangnya Muslimah berhijab di beberapa ranah dengan alasan menekan radikalisme.
Tak hanya itu, tahun 2000, Rahmonov yang menjalankan pemerintahan sekuler menutup tak kurang dari 70 masjid dan mulai kembali membatasi kegiatan umat Islam.
Pada Maret 2018, pemerintah Tajikistan menerbitkan sebuah buku yang berisi panduan bagi perempuan tentang pakaian apa yang seharusnya – dan yang tidak semestinya – mereka kenakan.
“Buku Rekomendasi” ini diterbitkan oleh Kementerian Kebudayaan, dan diisi dengan foto-foto model yang mengenakan pakaian yang pantas untuk “kalangan perempuan dari umur tujuh hingga tujuh puluh tahun,” demikian laporan situs berita Asia-Plus.
Meski tindakannya dirasakan banyak merugikan umat Islam, Kerajaan Arab Saudi (KSA), tetap memberi kesempatan memasuki ‘Rumah Allah’ (Baitullah).
Presiden Ilham Aliyev
Pada bulan Januari 2015, Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev, istrinya Mehriban Aliyeva dan anggota keluarganya melakukan ziarah umroh di Kota Suci Makkah.
Ilham Aliyev bersama pasangannya, Mehriban Aliyeva serta anggota keluarganya, mengenakan pakaian khusus, saat tiba di Masjid al-Haram.
Ilham Aliyev dan rombongannya mendepat kesempatan mengelilingi Ka’bah, melakukan sholat di sekitarnya. Ia dan anggota keluarganya diberi kesempatan memasuki Kabah dan berdoa di dalamnya.
Meski Presiden Azerbaijan menjadi orang istimewa di negerinya yang diberi kesempatan masuk ke tempat paling suci, namun kebijakannya tak sesuci saat ibadah umrohnya.
Ilham Aliyev, yang mendapatkan kesempatan dua kali terpilih lagi sebagai presiden Azerbaijan (2008 dan 2003), justru terus membawa derita kaum muslim di negara eks- Uni Sovyet itu.

Selama memimpin, Aliyev menganggap agama Islam sebagai musuh negara. Kebijakannya mengenai pengembangan agama Islam di negara ini dinilai sangat menyakitkan ummat.
Aliyev (46) terpilih pertama kali sebagai presiden pada 2003 dengan memperoleh sekitar 77 persen suara, menggantikan kekuasaan ayahnya, Heydar Aliyev, yang meninggal pada tahun itu setelah memimpin republik selama satu dasawarsa.
Di bawah kekuasannya, Muslim Azerbaijan mengeluhkan banyaknya penindasan dilakukan lewat kebijakan-kebijakan yang diterapkan.
Di masa pemerintahannya, Ilham Aliyev, sangat membatasi kebebasan beragama di negara yang terletak di selatan Kaukasus dan berpenduduk mayoritas Muslim ini.
Misalnya, melarang berdirinya partai Islam, menutup masjid-masjid yang dianggap tidak mematuhi aturan pemerintah dan baru-baru ini melarang salat yang digelar di halaman-halaman masjid.
Analis politik Azerbaijan, Rasim Musabayov, pernah mengatakan, Aliyev menerapkan kebijakan ketat terhadap aktivitas Muslim karena khawatir tidak bisa mengontrolnya dan akan menjadi ancaman bagi kekuasaannya.
“Pemerintah merasa dalam bahaya. Tapi, pemerintah boleh saja melarang partai politik Islam, namun sangat tidak mungkin memerintahkan menutup masjid-masjid,” kata Musabayov.
PM Najib Razak
Yang ketiga adalah Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak. Dimana ia diberi kesempatan dapat memasuki Ka’bah di Masjidil Haram oleh Raja Salman Bin Abdulaziz.
11 Januari 2018, Najib, dalam sebuah postingan di media sosial, ia berbagi gambar dirinya sedang ihram dan keluar dari Ka’abah.
“Allahuakbar (Tuhan Maha Besar). Saya sangat tersentuh dan bersyukur diberi tawaran untuk memasuki Ka’bah dan melihat ‘rumah Allah’. Alhamdulillah, ”tulisnya kala itu.

Postingan dilanjutkan dengan gambar lain, yakni sang ibu, Tun Rahah Noah, serta istrinya, Datin Seri Rosmah Mansor.
“Bersyukur kepada Allah karena memberkati saya dengan kesehatan dan memungkinkan saya untuk tawaf dengan ibu dan keluarga saya. Alhamdulillah,” tulisnya sebagaimana dikutip The Straits Times.
Kantor Perdana Menteri juga menyatakan Najib saat itu didampingi Menteri di Departemen Perdana Menteri Datuk Seri Jamil Khir Baharom.
Namun tak lama, tepat pada 10 Mei 2018, (empat bulan setelah datang dari umroh dan Makkah), dalam Pemilu Raya (PRU 2018) Najib justru terjungkal dari kursi PM, dikalahkan Tun Mahathir Mohammad (92).
Ia bersama istrinya bahkan diseret dalam kasus mega korupsi dan kini sedang menghadapi tuntutan pidana korupsi (rasuah) senilai 6,6 miliar ringgit atau setara dengan Rp 24 triliun. (cak)
Najib itu malah membela islam, ingat demo besar2xan terhadap pemerintah mahathir, itu disokong oleh najib. Mahathir skrg malah mau membatasi pendidikan islam
Lebih buruk lagi ahlak yang mengfitnah presiden. …