Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Populer
  • Pemilu 2024
  • News
  • Ekonomi
  • Risalah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Pemilu 2024
  • News
  • Ekonomi
  • Risalah
  • Narasi
Indonesiainside.id
Home Narasi

Anak Pembuat Parodi Rindu Intervensi, Bukan Bui

Oleh: Seto Mulyadi

Oleh INI Network
Selasa, 05/01/2021 11:15
Kak Seto atau Seto Mulyadi. Foto: istimewa

Kak Seto atau Seto Mulyadi. Foto: istimewa

FacebookTwitterWhatsapp

Dua anak bermasalah dengan hukum akibat memarodikan lagu Indonesia Raya. Seketika dunia maya dipenuhi dengan nada keprihatinan tentang semangat cinta Tanah Air atau nasionalisme generasi muda. Menggubah ulang lagu kebangsaan dengan lirik yang merendahkan, dinilai bagaikan dosa tak terampunkan. Keinginan untuk membawa kedua anak berumur belasan tahun itu ke ranah pidana pun deras mengalir.

Perilaku tak baik kedua anak itu memiliki kemiripan dengan perbuatan seorang remaja berusia enam belas tahun, berinisial RJ, yang tinggal di Kembangan Jakarta Barat. Pada Mei 2018 silam, di akun media sosialnya, RJ mengeluarkan ancaman akan menembak sambil menunjuk-nunjuk foto Presiden Jokowi.

Tidak hanya penyerangan verbal terhadap kepala negara, dari sudut pandang psikologi ancaman pembunuhan sedemikian rupa merupakan hal serius. Namun hingga kini tidak ada kejelasan tentang bagaimana perjalanan kasus itu berikutnya. Apa yang dilalui RJ pasca melakukan kegemparan itu, tidak pernah terberitakan di media massa.

Kelakuan memarodikan lagu kebangsaan, seperti juga tingkah laku RJ, memang tidak patut dipersepsikan sebagai lelucon belaka. Muatannya sangat tidak lucu. Para pelakunya tidak patut ditiru dan sudah sepatutnya dijatuhi tindakan. Pertanyaannya, haruskah tindakan yang diberikan kepada para pelaku berupa hukuman pidana?

Baca Juga:

Wakil Ketua MPR Mengaku Prihatin Penghinaan Simbol-Simbol Negara

Pria Berbadan Tegap Tangkap Anak Pemilik Toserba di Cianjur, Ternyata Ini Penyebabnya

Secara aneh, kecaman yang mempersoalkan sisi nasionalisme warga negara tidak pernah dikenakan kepada mereka yang berbuat pidana lainnya. Padahal, merujuk Suhaimi (2005), terdapat sejumlah indikator yang dapat digunakan untuk menilai seberapa jauh rasa cinta Tanah Air telah menguap dari sanubari masyarakat, yaitu tingkat kejahatan, perusakan fasilitas publik, pembajakan musik, dan korupsi.

Jadi, ketika dua anak pembuat parodi tadi dijuluki sebagai pelaku pidana dan tuna nasionalisme, para orang dewasa yang melakukan kriminalitas dengan bobot jauh lebih serius justru disebut hanya sebatas sebagai pelaku pidana. Fakta bahwa perbuatan mereka merupakan tusukan langsung terhadap berbagai sendi kehidupan bernegara dan berbangsa, serta memorak-porandakan berbagai sumber kesejahteraan masyarakat, justru tidak pernah dinarasikan di publik sebagai kondisi tuna nasionalisme. Apalagi dijadikan sebagai unsur pemberatan sanksi pidana.

Multidimensi
Lalu, bagaimana dua anak pembuat parodi tadi sebaiknya diperlakukan? Sejumlah hasil penelitian patut dibaca seksama untuk memahami dinamika rasa cinta Tanah Air di kalangan anak dan remaja.

Pertama, terdapat ikatan erat antara kegemaran bidang studi sejarah di sekolah dan patriotisme para anak didik. Dangkalnya rasa cinta Tanah Air dialami siswa sebagai akibat kurang mampunya para pendidik, terutama guru sejarah, dalam menanamkan nilai patriotisme ke dalam diri anak didik.

Guru mengantarkan pelajaran sejarah sering semata sebagai kumpulan informasi yang disampaikan secara kronologis. Sasaran pengajaran adalah kognisi, terutama daya ingat siswa.

Karena sebatas menyasar dimensi kognisi siswa, topik bahasan sejarah cenderung menjadi linear dan peristiwa sejarah terpotret hanya satu sisi. Penyampaian materi sejarah seperti itu mengesampingkan pentingnya dimensi afeksi (perasaan) siswa. Padahal, ilmuwan menyarankan, pelajaran sejarah seharusnya diantarkan sebagai diskursus pro dan kontra.

Dengan membingkai peristiwa sejarah ke dalam sejumlah interpretasi, perasaan siswa—sebagai dimensi terpenting dalam perubahan perilaku—akan lebih terlibat. Inilah pendekatan yang sepatutnya bisa dipraktikkan agar proses penyemaian dan penyerapan nilai-nilai, bukan hanya penghapalan pengetahuan, dapat berlangsung lebih efektif pada pelajaran sejarah.

Kedua, perbedaan rasa patriotisme pada diri anak-anak ditentukan oleh latar budaya, peran orang tua (keluarga), dan pengaruh sosial yang menaungi kehidupan anak.

Pada sisi inilah, ketiga, terdapat sekian banyak faktor yang menghambat merekahnya jiwa nasionalisme generasi muda kita. Yaitu, realitas sosial yang sering tak menentu, kehidupan masyarakat di bawah standar, dan rendahnya kepercayaan pada para pendidik dan sebagainya. Terlebih di masa saat anak-anak lebih berlama-lama di dunia maya daripada di dunia nyata, pasokan informasi yang disantap anak-anak pun jelas sangat kuat pengaruhnya terhadap meredupnya kecintaan anak-anak pada nusa bangsa mereka.

Sejumlah hasil riset tersebut memperlihatkan nasionalisme tidak bersumber dari satu faktor saja. Nasionalisme merupakan perpaduan dari berbagai faktor. Dengan konteks sekompleks itu, sungguh tidak tepat apabila masalah parodi lagu kebangsaan dan peristiwa-peristiwa serupa lainnya yang dilakukan anak-anak ditangani secara hitam putih layaknya perkara pidana.

Kontraproduktif
Proses pidana, yang berujung pada vonis bersalah atau tidak bersalahnya terdakwa (anak berkonflik dengan hukum), saya khawatirkan terlalu sederhana dan berisiko kontraproduktif. Disebut terlalu sederhana, karena menempatkan anak sebagai satu-satunya pihak yang menerima tudingan sekaligus satu-satunya pihak yang harus menjalani intervensi.

Selain itu, juga dikatakan kontraproduktif, karena pemidanaan dapat membuat pelaku merasa takut. Perasaan cinta mendorong manusia, tak terkecuali anak-anak, untuk mendekat. Sedangkan perasaan takut akan mendorong anak-anak untuk semakin menjauh bahkan melawan. Karena tujuan intervensi adalah menyuburkan rasa cinta Tanah Air, maka bukannya perasaan takut, melainkan perasaan cintalah yang harus semakin dipupuk.

Ladang bagi tumbuh suburnya perasaan positif tersebut, mengacu uraian sebelumnya, tersedia di rumah, sekolah, dan masyarakat. Di dunia nyata dan dunia maya sekaligus.

Pelik, memang. Namun saya yakin, pemberian intervensi multidimensional kepada anak-anak pembuat parodi akan mendatangkan hasil yang jauh lebih menjanjikan daripada mengirim mereka ke proses pidana yang justru berdampak mempermalukan, mengisolasi, mengalienasi, dan meningkatkan risiko residivisme anak-anak itu sendiri.

Semoga.

Opini: Seto Mulyadi
Ketua Umum LPAI; Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Tags: Lagu indonesia raya
Previous Post

Presiden Jokowi: Investasi Masuk, Ekonomi Mulai Bangkit

Next Post

Klaster Keluarga Menyumbang Peningkatan Kasus Corona di Tanah Air

Rekomendasi Berita

Manuver Eksternal Setajam Apapun, Seperti Tak Menggoyahkan Deklarasi Koalisi Perubahan Indonesia Diwujudkan
Narasi

Pupus Sudah Menjadikan Pilpres All Jokowi’s Men: Anies Baswedan Resmi Bacapres 2024

31/01/2023
Manuver Eksternal Setajam Apapun, Seperti Tak Menggoyahkan Deklarasi Koalisi Perubahan Indonesia Diwujudkan
Headline

Manuver Eksternal Setajam Apapun, Seperti Tak Menggoyahkan Deklarasi Koalisi Perubahan Indonesia Diwujudkan

30/01/2023
Menuju Republik Kesetaraan dalam Perspektif Anies Baswedan
Narasi

Menuju Republik Kesetaraan dalam Perspektif Anies Baswedan

23/01/2023
Begitu Mahalnya Nilai Anies Baswedan Itu: Analisa Tipis-tipis Pertemuan Paloh dan LBP di London
Narasi

Begitu Mahalnya Nilai Anies Baswedan Itu: Analisa Tipis-tipis Pertemuan Paloh dan LBP di London

16/01/2023
Sentilan Megawati pada Jokowi, Itu Kode Keras: Jangan Jadi Kacang Lupa pada Kulitnya
Headline

Sentilan Megawati pada Jokowi, Itu Kode Keras: Jangan Jadi Kacang Lupa pada Kulitnya

14/01/2023
ridwan saidi
Headline

“Anies, Kakekmu Itu Sahabat Ane. Jadi Ente Itu Cucu (Ane) Ya…” (Obituari Ridwan Saidi)

26/12/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini

Penyidikan Kasus Korupsi di Indramayu Berlanjut, KPK Panggil Lima Mantan Anggota DPRD Jabar

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Dinilai Mampu Cegah Korupsi PNS

03/02/2023 20:00
Bapenda Kabupaten Tangerang Buka Layanan Aktivasi SPPT PBB yang Terblokir

Bapenda Kabupaten Tangerang Buka Layanan Aktivasi SPPT PBB yang Terblokir

03/02/2023 19:28
Kompol D Akui Wanita di Mobil Audi A6 Istri Sirinya

Kompol D Akui Wanita di Mobil Audi A6 Istri Sirinya

03/02/2023 19:04
Sekda Resmikan MOT, Sky Bright dan Gudang Farmasi pada HUT Ke-5 RSUD Pakuhaji

Sekda Resmikan MOT, Sky Bright dan Gudang Farmasi pada HUT Ke-5 RSUD Pakuhaji

03/02/2023 17:33

Berita Populer

Wuling Bingo EV Harga Rp170 Ribu, Intip Kelebihannya!

02/02/2023 13:12

Anies Pacu Motivasi Para Santri di Ponpes Dea Malela Sumbawa

01/02/2023 15:00

Pengiriman TKI Ilegal Harus Dihentikan Agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

02/02/2023 21:30

Suhu Hampir Beku Lumpuhkan Kawasan Texas

02/02/2023 14:33

Ikuti Kami

  • Tahun 2023 adalah Tahun Kelinci Air. Dianggap Memiliki arti khusus
yang dianggap bisa memberikan pesan untuk melewati tahun ini. Apa saja arti dari kelinci air? Simak infografis berikut.

Baca info menarik lainnya di www.indonesiainside.id

#imlek #tahunbaruimlek #imlek2023 #chinesenewyear #tahunkelinci2023 #kelinciair #tahunkelinciair #infografis #indonesiainside
  • Semoga tahun baru imlek membawa berkah, kesehatan dan keberuntungan bagi kita semua.

Baca info menarik lainnya di www.indonesiainside.id

#tahunbaruimlek #chinesenewyear #imlek #imlek2023 #tahunbaruchina #tahunkelinciair #tahunkelinci #indonesiainside
  • Komunitas motor gede meminta pemerintah untuk melegalkan pengendara moge melintas di jalan tol. Simak penjelasannya ya!

Simak info menarik lainnya di www.indonesiainside.id

#moge #motogede #mogemasuktol #jalanraya #motor #jalantol #indonesiainside
  • Pemprov DKI Jakarta tahun ini berencana menerapkan Electronic Road Pricing (ERP) untuk mengurai kemacetan. Seluruh kendaraan bermotor akan dikenakan tarif ketika melintas di ruas tertentu.

Simak info menarik lainnya di www.indonesiainside.id

#jalanberbayar #jalanraya #dkijakarta #indonesiainside #jalanjakarta
  • Dari kita untuk kita, menanam pohon sama dengan menanam harapan untuk kehidupan lebih baik.

Simak info menarik lainnya di www.indonesiainside.id

#gerakansatujutapohon #pohon #menanampohon #indonesiainside
  • Pemerintah telah menyepakati dan menetapkan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023 melalui SKB 3 Menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1066/2022, Nomor 03/2022 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023.

Baca info menarik lainnya di www.indonesiainside.id

#harilibur #liburnasional #hariliburnasional #tanggalmerah #jadwallibur2023 #libur2023 #2023 #indonesiainside
Indonesiainside.id

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • Home
  • Pemilu 2024
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Podcast
    • Foto
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved