Gary Iskak itu bisa jadi salah satu ibrah, sebuah contoh bahwa Tuhan masih menyayangi dan ingin meluluskan doa ibunya dan keluarga besarnya
Oleh: Ady Amar
Indonesiainside.id–IBUNYA selalu menasihati agar ia menjadi manusia yang lebih baik. Permintaan seorang ibu pada sang anak, itu terus diucapkan dengan sabar, saat berjumpa sang anak. Diucapkan saban waktu tak bosan-bosan menasihati.
Sang ibu pun selalu bermunajat pada Tuhan agar sang anak bisa kembali menjadi anak yang baik. Doa tulusnya itu pada saatnya Tuhan dengar. Dan itu terjadi di 2015, sang anak yang aktor film dan sinetron memilih jalan hijrah.
Bad Boy julukan yang sempat dan pantas disematkan padanya. Semua keburukan ia jalani, itu sejak tahun 2000, dimulai dari film pertamanya. Maka pergaulan bebas full amoral itu disematkan pada perilakunya. Kedua tangannya pun mulai dipenuhi tato. Seolah saat itu ia ingin sampaikan, bahwa ia memilih jalannya sendiri yang penuh gemerlap fantasi. Bermasalah dengan hukum karena narkoba pun pernah jadi storinya.
Gary Iskak nama aktor yang berhijrah itu. Berhijrah total bersekutu hanya pada Tuhannya. Doa dan munajat sang ibu saban waktu akhirnya didengar-Nya dan diluluskan. Tuhan menarik sang putra untuk kembali pada jalan kebaikan.
Tuhan memang tidak pernah salah saat mencabut iman, atau sebaliknya saat menarik hamba-Nya untuk meraih kembali iman yang terlepas. Dan Gary Iskak itu bisa jadi salah satu ibrah, sebuah contoh bahwa Tuhan masih menyayangi dan ingin meluluskan doa ibunya dan keluarga besarnya.
Konon sejak 2018, Gary Iskak melakukan Puasa Daud, yang tidak mudah bisa dilakukan sembarang orang. Sehari puasa dan sehari tidak puasa, selama setahun penuh. Dua tahun Puasa Daud itu ia lakukan. Sampai waktu tidak lagi memungkinkan ia bisa melakukannya kembali pada saat-saat ini.
Ia menjalankan amalan-amalan wajib dengan baik, dan lalu ditambah dengan amalan-amalan sunnah lainnya. Ia seolah ingin menebus kealpaan diri sekian lama pada Tuhannya. Tengah asyik-asyiknya ia berdekatan dengan Tuhan, maka cobaan berupa penyakit Tuhan hadirkan.
Kabar mengatakan ia menderita kanker hati akut (sirosis). Saat ini ia tengah terbaring lemah di rumah sakit. Seorang sahabatnya, chef Haryo, menyampaikan testimoni soal Gary Iskak. Katanya, ia tidak tampak mengeluh akan sakitnya. Bahkan Gary katakan, hikmah sakitnya adalah cara Tuhan sedang meluruhkan dosa-dosanya. Subhanallah.
Istri yang menemaninya terus menyemangati sang suami agar bisa sehat kembali. Dan doa-doa rekannya dan juga kalimat menyemangati terus berdatangan. Gary terkulai lemas dengan selang oksigen di hidungnya. Badannya tampak kurus lunglai. Soal kelanjutan uraian kisah hidupnya, pastilah itu akan sesuai dengan skenario-Nya.
Jika Tuhan menghendaki, maka penyakit yang diderita seberat apapun akan diangkat-Nya, tidak lebih berat buat-Nya dibanding saat menggerakkan sebutir pasir yang digerakkan. Tapi, jika Tuhan menghendaki sebaliknya, mengakhiri hidupnya, maka tidak ada kekuatan medis apapun yang diikhtiarkan yang bisa melawan kehendak-Nya.
Gary Iskak sedang ada dalam genggaman Tuhannya, dan kita pun juga dalam genggaman-Nya, maka pasrah setelah semuanya sudah diikhtiarkan menjadi sikap terpuji. Itu bagian dari iman.
Bad Boy itu sudah berhijrah, wajahnya tampak sejuk meski ia terbaring lunglai. Sepertinya ia tampak siap penuh semangat, jika saja Tuhan harus mengakhiri kisahnya. Bagaimana dengan kita sendiri, sudahkah bekal persiapan menghadap-Nya kita penuhi. Maut datang kapan saja, saya dulu atau Anda lebih dulu dipanggil-Nya, bahkan ketimbang Gary Iskak. Tidak ada yang tahu… Wallahu a’lam. (*)
Kolumnis, tinggal di Surabaya