Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Populer
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
Home Narasi

Baliho Puan dan Uluran Uang Ganjar

Oleh: Ady Amar

Sabtu, 14/08/2021 12:23 WIB
Baliho Puan dan Uluran Uang Ganjar

Efektivitas baliho itu diragukan mampu mengerek elektabilitas Puan Maharani. Suara yang muncul, “rakyat gak butuh baliho tapi butuh makan”

Pagi kemarin, Jum’at (13/8), sebuah video singkat dikirim seorang kawan. Dan lalu kawan lain dan lain lagi mengirimnya video yang sama. Tampaknya video itu viral ke mana-mana. Video itu tentang Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, yang dengan beberapa kawan menyertainya sedang gowes.

Dengan pakaian komplit ala pembalap sepeda profesional, ia benar-benar tampak menikmati pagi harinya dengan berolah raga. Senang melihat video itu di detik-detik awal, sebelum terkaget dengan ulah yang dilakukannya. Tidak ada yang salah sih, meski itu lagi-lagi pansos yang dimunculkan.

Ia hampiri becak demi becak yang dijumpainya di rute ia bersepeda. Saat pengemudi becak itu duduk tepekur, yang bisa jadi sedang berpikir akan sarapan apa pagi ini. Lalu seperti mimpi, datanglah rombongan pesepeda tadi, dan Ganjar lalu memberi uang. Sepertinya Rp 100 ribu nilainya, dan para pengemudi becak tampak sumringah menerimanya. Mimpi apa semalam pikirnya.

Baca Juga:

Puan Maharani Harap Cabang Mother of Sports Lebih Kinclong di SEA Games 2023

Puan Minta Pemerintah Pastikan Vaksinasi dan Prokes Jamaah Haji Tak Ada Kendala

Dalam adegan video singkat itu, sesekali Ganjar menoleh pada kawan di belakangnya yang tengah mengambil gambar, entah ingin menampakkan wajahnya agar dikenali, atau memberi instruksi yang entah apa maksudnya. Tampaknya ia ingin pastikan pengambilan gambarnya sempurna.

Ada lagi adegan Ganjar yang mengulurkan uang pada pengemudi becak yang tengah mengais becaknya. Tampak wajah pengemudi becak itu senang bukan alang kepalang. Entah pagi itu berapa ratus ribu atau mungkin juta, bagi-bagi uang itu disebar Ganjar.

Kasihan juga sebenarnya para pengemudi becak lainnya yang tidak kecipratan rezeki bagi-bagi uang ala Ganjar Pranowo. Entah berapa banyak pengemudi becak, misal di Semarang saja, tentu tak terhitung jumlahnya. Jika lalu yang tidak kebagian itu nekat ngeluruk Kantor Gubernur Jawa Tengah, meminta juga bagian saweran ala Ganjar, apa gak puyeng.

Apa yang dilakukan Ganjar Pranowo bagi-bagi uang pada pengemudi becak dengan divideokan, itu laku pansos. Sama juga dengan pansos lainnya. Misal, Tri Rismaharani (Risma), Mensos, yang ketemu gelandangan di jalanan elit Jakarta. Lalu terjadi dialog, dan menjanjikan pekerjaan terhormat pada gelandangan tadi…

Bu Risma pansosnya agak kasar. Skenarionya lemah dan kedodoran. Mana ada gelandangan di Jalan MH Thamrin dan Sudirman, Jakarta. Sedang Ganjar pansosnya berkualitas dan efektif, maka ia pilih bagi-bagi fulus pada si miskin. Modal yang dikeluarkan Ganjar tidak besar, tapi tampaknya cukup efektif “mengelabui” mereka yang tidak mampu melihat, bahwa itu sekadar pansos alias pencitraan.

Melawan Partai dengan Senyap

Baliho Puan Maharani yang bertebaran seantero negeri, khususnya di Jawa, tentu menghabiskan biaya tidak kecil. Satu baliho yang dipasang di kota dan pada jalan strategis, harga pemasangan dan kontrak iklannya bisa ratusan juta. Entah berapa ratus baliho yang dipasangnya, dan entah berapa besar biaya yang dikeluarkan.

Efektivitas baliho itu diragukan mampu mengerek elektabilitas Puan Maharani. Suara yang muncul, “rakyat gak butuh baliho tapi butuh makan.” Maka baliho-baliho Puan itu, juga baliho-baliho tokoh partai lainnya, disikapi masyarakat dengan negatif, “di tengah-tengah masa pandemi lha kok ada yang buang-buang uang buat baliho.”

Rakyat butuh makan, itu yang ditangkap Ganjar dengan baik. Dan bagi-bagi uang itu yang dikemas dengan gowes, lalu diviralkan. Tidak butuh banyak uang, tapi cukup mujarab untuk melawan baliho-baliho bertebaran, termasuk baliho Mbak Puan yang membesarkannya. Langkah Ganjar itu jelas langkah yang tidak ingin dihentikan oleh partainya sendiri, PDI-P.

Ganjar jalan terus menebar pesona, dan itu memang yang diandalkannya. Ganjar tahu persis bagaimana cara mengaduk-aduk emosi publik dengan cara yang dimainkannya. Sesekali ia tampak makan sendirian di emperan dekat parkiran mobil tanpa ditemani stafnya, tentu makan dengan makanan sederhana. Foto saat ia makan ditemani kesunyian itu disebar, itu juga bagian dari pansosnya. Ia ingin tunjukkan kesederhanaan pejabat tanpa birokrasi.

Pansos model demikian akan terus diproduksi untuk dijejalkan pada masyarakat yang cuma mampu melihat pemimpin secara artifisial, tanpa mampu menukik melihatnya lebih dalam lagi pada prestasi yang dibuatnya. Dan kelebihan Ganjar di antaranya, ia mampu memainkan emosi publik dengan begitu baiknya. Apa yang dilakukan Ganjar itu bukan hal yang salah, tentu tidak ada yang dilanggar.

Ganjar hanya melakukan pola efektif yang pernah dilakukan calon pemimpin sebelumnya, yang lalu berhasil. Meski pola yang dipakai Ganjar itu tidak harus sampai masuk ke gorong-gorong segala. Ganjar memakai polanya sendiri, tidak mencontoh peristiwa semacam sebelumnya.

Laku Ganjar memang tampak meninggalkan partainya, meski kata “meninggalkan” itu tidak dalam makna leksikal. Meninggalkan itu lebih pada tidak mau dengar arahan partainya, PDI-P, yang “sayup-sayup” memberi warning agar ia mampu menekan ambisi untuk jabatan lebih tinggi lagi. Ganjar tidak membantah, atau apalagi melawan partainya. Ia tetap santun sebagaimana tampilannya, tapi tetap jalan terus merebut ambisinya.

Ganjar “berani” melawan partainya, melawan dengan senyap, itu tentu tidak berdiri sendiri. Tampak ia didukung, setidaknya Presiden Joko Widodo. Ganjar sepertinya diikhtiarkan sebagai penggantinya. Itu tampak terang benderang. Sebagai ilustrasi, bagaimana para relawan Presiden Jokowi berani mengancam PDI-P, dengan akan meninggalkan partai itu pada 2024, jika tidak mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Tanpa didukung kekuatan besar, bahkan bisa jadi lebih besar dari PDI-P, mustahil Ganjar berani nekat. Sebagai politisi matang, Ganjar sudah berhitung dengan cermat, bahkan jika harus meninggalkan PDI-P, partai yang membesarkannya. Setidaknya jika itu yang terjadi, maka Ganjar ingin menguatkan kebenaran adagium, bahwa dalam politik tidak ada yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan. (*)

Tags: BalihoGanjar PranowoPuan maharani
ShareTweetSend
Berita Sebelumnya

Presiden Jokowi: Silahkan Ekspor Beras Jika Kebutuhan Domestik Terpenuhi

Berita Selanjutnya

Gubernur Anies Baswedan Serahkan Hadiah Rumah pada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu

Rekomendasi Berita

Mengadu ke PBNU, Penambangan di Desa Wadas Jateng Picu Konflik Antarwarga
Headline

Mengadu ke PBNU, Penambangan di Desa Wadas Jateng Picu Konflik Antarwarga

23/05/2022
Rencana China Serang Taiwan Bocor, Videonya Viral
Headline

Rencana China Serang Taiwan Bocor, Videonya Viral

23/05/2022
Foto-Foto Hajar Aswad dan Baitullah dari Dekat
Headline

Tak Perlu Memaksakan Diri untuk Mencium Hajar Aswad

23/05/2022
Saudi Musim Panas, Menag: Puncak Haji Bisa Capai 50 Derajat Celsius
Headline

Saudi Musim Panas, Menag: Puncak Haji Bisa Capai 50 Derajat Celsius

23/05/2022
Mufti Arab Saudi: Salat Tarawih dan Id Dilaksanakan di Rumah
Headline

Suhu Terpanas Capai 49 Derajat pada Musim Haji di Makkah dan Madinah

23/05/2022
Ketua DPR Minta Otsus Papua Ditinjau Ulang
Headline

Puan Maharani Harap Cabang Mother of Sports Lebih Kinclong di SEA Games 2023

23/05/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Jenderal Bintang Empat Kanada Tertangkap di Mariupol Bersama Tentara Bayaran

Jenderal Bintang Empat Kanada Tertangkap di Mariupol Bersama Tentara Bayaran

23/05/2022 12:16 WIB
Rencana China Serang Taiwan Bocor, Videonya Viral

Rencana China Serang Taiwan Bocor, Videonya Viral

23/05/2022 21:51 WIB
Covid-19 Lahirkan Miliarder Baru Setiap 30 Jam, Mereka Mengambil Untung di Atas Derita Orang lain

Covid-19 Lahirkan Miliarder Baru Setiap 30 Jam, Mereka Mengambil Untung di Atas Derita Orang lain

23/05/2022 11:49 WIB
Rusia: Mariupol Sepenuhnya Dibebaskan

Rusia: Mariupol Sepenuhnya Dibebaskan

23/05/2022 11:05 WIB

Risalah

Foto-Foto Hajar Aswad dan Baitullah dari Dekat
Headline

Tak Perlu Memaksakan Diri untuk Mencium Hajar Aswad

23/05/2022
Foto-Foto Hajar Aswad dan Baitullah dari Dekat
Headline

Mencium Hajar Aswad karena Cinta

22/05/2022
Arab Saudi Bolehkan Ibadah Haji, Indonesia Siap Kirim Jamaah
Headline

Agar Haji Kita Mabrur (1)

21/05/2022
Saya Muslim, Bolehkah Bergaya Hidup Modern?
Headline

Istiqamah (2): Meniti Syariat di Atas Jalan Lurus  

20/05/2022

Berita Terkini

Mengadu ke PBNU, Penambangan di Desa Wadas Jateng Picu Konflik Antarwarga

Tingkatkan Kompetensi Guru, Yayasan Eduversal dan Fatih Gelar DTP di Medan

Rencana China Serang Taiwan Bocor, Videonya Viral

Tak Perlu Memaksakan Diri untuk Mencium Hajar Aswad

Saudi Musim Panas, Menag: Puncak Haji Bisa Capai 50 Derajat Celsius

Suhu Terpanas Capai 49 Derajat pada Musim Haji di Makkah dan Madinah

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Jagad Unik
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved