Saat ditanya, apa resolusimu ditahun 2022?. Setiap orang tentu punya jawaban yang beragam. Ditahun baru ini, ada yang berkeinginan punya rumah baru dan kendaraan baru.
Ada yang pengin studi banding, wisata dalam dan luar negeri, menulis dan punya koleksi bacaan atau kumpulan literatur dan perpustakaan pribadi, punya bisnis baru misal buka butik, caffe, rumah makan dan seterusnya.
Orang biasanya belum mencapai cita dan keinginan, karena buang handuk juga menyerah sebelum bertanding. Padahal resolusi tak sekadar notes dari rencana hidup, perlu aksi dan ada visi yang diperjuangkan.
Orang bilang, menetapkan visi yang lebih spesifik menjadikan kita semakin bergairah untuk sampai ke puncak kemenangan dan kejayaan. Ini barangkali satu sisi terpenting dari resolusi kita ditahun yang baru ini.
Mengutip laman liputan6.com. Bahwa, “Dalam setiap aspek kehidupan manusia, seseorang mencapai kemajuan melalui penetapan tujuan seperti resolusi. Tujuan adalah yang mendorong kemajuan dalam sains, pendidikan, kedokteran, kebijakan publik, hukum, dan pemerintahan. Kemajuan di semua bidang ini terjadi ketika orang menetapkan, mengejar, dan mencapai tujuan”.
Bahwa, “para ahli saraf belajar lebih banyak tentang sirkuit emosional otak, mereka menemukan bahwa salah satu reaksi emosional paling dasar adalah kebahagiaan melalui pengejaran. Terlibat aktif dalam mengejar tujuan mengaktifkan pusat kesenangan otak, terlepas dari hasilnya”. Masih kami kutip pada laman liputan6.com.
Setiap orang memaknai pergantian tahun baru dengan corak kegembiraannya. Persis, setiap model perubahan dimaknai ragam dan macam sudut pandang manusia modern.
Resolusi 2022. Barangkali, hal terpenting bagi mereka para aktivis dan pegiat sosial, berharap ada lompatan dan peningkatan mutu pelayanan dalam setiap charity dan kerja untuk kemanusiaan.
Bagi mereka, pergantian tahun baru, merupakan momentum untuk sedikit ada perenungan terkait giat dan karya sosial di tahun sebelumnya. Untuk naik kelas yang lebih tinggi.
Jika ada perbaikan, perubahan dan peningkatan kapasitas untuk sebuah khidmah (pelayanan), maka patut untuk disyukuri. Ia adalah kenikmatan sosial yang bermakna juga bernilai tinggi.
Hampir saja, setiap orang punya naluri dan keinginan untuk saling menolong antar sesama, ketika saat ada yang membutuhkannya. Hanya saja bentuk dan levelnya tentu berbeda.
Secara fitrah, kita punya sensifitas sosial. Hanya saja, realitas juga pada tataran praktik, ruang dan kesempatan orang mungkin terbatas. Ia pantas manusia memiliki keterbatasan.
Terbatas kamapanan dan kesempatan, oleh karena tingginya mobilitas dan barangkali menanti momentum yang tepat begitu. Orang baru berkontribusi sesuai yang diinginkan.
Diakui, bahwa tidak semua orang bisa melakukan semua peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat, walau dari sisi finansial orang itu berlebih dan berkecukupan.
Nah, keberadaan dan kehadiran ormas, lembaga charity dan komunitas sosial lainnya, tentu menjadi jawaban. Wadah untuk bisa dijadikan saluran aspirasi dari setiap niat baik dan untuk bersinergi, mendukung setiap kerja sosial kemanusiaan.
Tak terbayang oleh kita semuanya, bahwa dalam melakukan kerja-kerja sosial kemanusiaan, mereka aktivis dan pegiat sosial itu seringkali mendapatkan tantangan yang hebat dan berat. Ujian itu datang baik dari internal maupun eksternal.
Pada wilayah publik, respon dan penilaian orang begitu beragam terhadap para pekerja sosial ini. Apalagi di zaman keterbukaan informasi, ruang publik begitu seksi dan sensitif bahkan terkadang berubah menjadi monster.
Penilain orang luar begitu tajam dan hampir saja tak berimbang. Sampai-sampai orang itu lebih sibuk menilai orang lain, dari pada menilai kekurangan diri dan komunitasnya sendiri.
Ala kulli hal. Apapun riak dan respon publik, itu menjadi pesan positif dan instrumen penting untuk berbenah dan lebih meningkatkan khidmah di masa depan, untuk perbaikan dan demi bangunan peradaban.
Kami bersyukur bisa berkawan dengan beberapa komunitas charity dan pegiat sosial seluruh indonesia, yang senantiasa memberikan motivasi terkait kerja-kerja sosial dan kontribusi bagi kemanusiaan.
Pekan kemarin adalah sebuah kesempatan emas, momen bertemu secara offline, kesempatan untuk reunian dan sekaligus temu kangen bagi para pekerja sosial kemanusiaan.
Acara yang dikemas cukup cantik oleh Kemensos RI, diberi tema “Peningkatan Kapasitas LKS” yang menghadirkan perwakilan aktivis dan pegiat sosial teladan dari tahun 2016 hingga tahun 2019.
Sebuah agenda nasional yang mengharu biru, lepas kangen juga rindu berat, yang sekian tahun tidak berjumpa secara offline. Kesempatan untuk dapatkan informasi dan ilmu baru juga pengalaman atas cerita karya emas antar kawan.
Momentum yang tepat untuk saling menguatkan juga menginspirasi satu sama lain dari sekian banyak kawan dan anak negeri yang datang dari sudut dan pelosok negeri.
Agenda selama tiga hari itu, disisi dengan materi motivasi dari panitia juga games yang cukup menghibur. Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Tahaddus bini’mah. Setiap nikmat dan momen baik patut disyukuri.
Diakhir acara, kami mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan doa penutupan. Mengawali dengan puja puji syukur kehariban Allah subhanaahu wata’ala dan bersholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam.
Dilanjutkan dengan beberapa bait doa sebagai berikut:
Ya Allah.
Tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Engkaulah menjadikan kesedihan dan kesulitan, jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.
Ya Allah.
Bangkitlah Indonesia dengan tetap bersatu, semangat dan terus maju berprestasi dan berkolaborasi menuju indonesia yang lebih baik.
Ya Tuhan.
Dengarkan doa kami semua. Kabulkanlah permintaan kami. Jadikanlah negeri dan rakyat yang penuh dengan cinta dan kedamaian.
Ya Allah.
Kami hanya bisa berusaha namun Engkaulah yang bisa menjadikan visi dan segala sesuatu itu terwujud. Maafkanlah kami dan jadikanlah kami menjadi yang terbaik untuk negeri kami, kampung halaman dan agama kami.
Di akhir doa itu, kami mengutip sebuah hadits dari Nabi Shalallahu alaihi waalihi wasallam: Khairunnas anfauhum linnas. Yang bermakna, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain. (HR. At-tabrani).
Semoga resolusi 2022, menjadi tahun istimewa juga bersejarah bagi jiwa mulia para pejuang sosial kemanusiaan. Menjadi insan pilihan dan ummat terbaik. Senantiasa berkontribusi bagi kemanusiaan. Dan terus berkolaborasi untuk bangunan peradaban.