Indonesiainside.id
No Result
View All Result
Rabu, 17 Agustus 2022
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id

Menteri Pengatur Suara

Dr Ilham Kadir, MA Dr Ilham Kadir, MA
15 Maret 2022
Home Narasi

Kita bayangkan lagi, kita muslim, lalu hidup di lingkungan nonmuslim, lalu rumah ibadah saudara kita nonmuslim bunyikan toa sehari lima kali dengan kencang-kencang secara bersamaan itu rasanya bagaimana.

Yang paling sederhana lagi, tetangga kita ini dalam satu kompleks, misalnya, kanan kiri depan belakang pelihara anjing semuanya, misalnya, menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu enggak? Apa pun suara itu kita atur agar tak jadi gangguan. Speaker di musala masjid monggo silakan dipakai, tapi diatur agar tak ada merasa terganggu. Agar niat penggunaan toa dan speaker sebagai sarana dan wasilah lakukan syiar bisa dilaksanakan tanpa mengganggu mereka yang tak sama dengan keyakinan kita.

***

Demikian petikan pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qaumas ketika melakukan kunjungan kerja di Riau (23/2/2022). Pernyataan di atas hingga detik ini masih menjadi tema hangat perdebatan di berbagai kalangan, terutama di media social atau medsos, lebih khusus lagi di grup-grup whasupp. Degan itu maka, perlu penjelasan lebih komprehensif agar masyarakat, baik yang pro maupun yang kontra bisa lebih arif dan bijaksana menyikapi pernyataan menteri agama tersebut.

Baca Juga:

Blusukan ke Masjidil Haram, Menag Cek Jamaah yang Tawaf dan Iktikaf Sampai Tengah Malam

Listrik Padam di Terowongan Mina, Menag: Alhamdulillah, Tidak Ada Korban

Dengan demikian ada beberapa poin yang bisa menjadi pelajaran dalam pernyataan Menteri Agama di atas, antara lain:

Pertama. Kedudukan seorang menteri merupakan pejabat dan lambang negara, karena itu ia adalah milik bangsa. Bukan lagi milik golongan, organisasi, dan aliran tertentu. Konsekuensinya, negara harus membiayai segala kebutuhannya, mulai dari fasilitas tempat tinggal, kendaraan, hingga pakaian. Karena itu seorang pejabat sejatinya adalah pelayan, inilah yang kita kenal dalam sebuah riwayat, bahwa ra’is al-qaum khadimuhum, seorang pejabat adalah pelayan rakyat. Makanya, jangan heran kalau ada pejabat yang berbuat dan berkata salah langsung dikoreksi oleh rakyatnya, dan itulah di antara ciri negara demokrasi. Dibutuhkan rakyat yang kritis atas kebijakan dan perkataan pemerintah agar pemerintah dan atau pejabat menyadari bahwa tidak semua yang mereka ucapkan dan perbuat adalah benar, sebagai manusia kadang juga keliru dan salah.

Kedua. Pernyataan Menteri Agama di atas, tidak pernah menyebut kata ‘azan’ tetapi suara yang keluar dari pengeras suara. Maka salah paham dan pahamnya salah jika menuduh Menteri Agama melarang masjid mengumandangkan azan. Lebih konyol dan kurang ajar lagi jika melakukan aksi demo dengan memasang gambar menteri dengan kepala anjing dikarenakan salah paham dari penyataan di atas. Saya sangat sepakat kalau bunyi-bunyian apa pun itu, terutama dari toa atau pengeras suara masjid diatur. Pengalaman saya, bertahun-tahun mengajar dan juga pernah jadi imam di Malaysia tidak mendengar bunyi-bunyian selain azan, kecuali suara murattal beberapa menit sebelum berbuka di bulan puasa. Demikian pula di Indonesia, masjid-masjid yang pengurusnya berasal dari organisasi tertentu sebut saja antara lain, Muhammadiyah, Hidayatullah, Wahdah Islamiya, PERSIS, Dewan Da’wah Islamiyah, umumnya, tidak mengeluarkan suara dan bunyi-bunyian kecuali azan dan pengumumam.

Memang sering kali suara-suara yang keluar dari pengeras suara di masjid atau menara menjadi tidak nyaman. Apalagi jika dibunyikan terlalu lama, ada yang satu jam sebelum azan sudah nyanyi-nyanyi shalawatan biasa juga disebut tarhim di daerah Jawa. Bahkan di lingkungan masyarakat Betawi, khususnya ibu-ibu pengajian, mereka menggunakan toa sejak jam 08.00 pagi dikala orang sibuk bekerja hingga jelang salat zuhur. Ibu-ibu ini bahkan menggunakan fasilitas toa untuk mengabsen jamaahnya, menyebut nama setiap anggotanya, agar bergegas datang ke masjid untuk pengajian. Nah, bunyi-bunyian seperti ini saya sangat setuju jika diatur dengan baik agar tidak mengganggu masyarakat sekitar masjid.

Ketiga. Ada tiga hal yang harus diatur: durasi suara toa sebelum azan, besar volume suara, dan jenis suara. Sebaiknya, sebelum azan jika harus menyetel murattal atau tarannum cukup lima menit saja, ditambah shalawat lima menit, lalu masuk waktu azan. Setelah azan dan iqamah diberi jeda sepuluh menit, maka durasi akumulasi antara suara pertama toa di masjid hingga iqamah selama 20 menit, itu merupakan waktu yang cukup untuk siap-siap ke masjid. Para petani di kampung memiliki persiapan sebelum salat berjamaah, demikian para pedagang dan pembeli, pekerja kantoran, atau mereka yang sedang seminar, rapat, dan seterusnya. Volume juga demikian, Menteri Agama menetapkan agar bunyi-bunyian yang keluar dari toa tidak melebihi 100 db. Saya bahkan usul agar tidak usah semua masjid berlomba menghidupkan suara-suara selain azan, cukup satu dua masjid saja, diutamakan di sebuah daerah yang masjidnya berdekatan untuk menyetel tartil, shalawatan, dan atau tarhim adalah masjid agung dan masjid raya. Jenis suara juga sangat penting diatur, suara-suara pengajian, khsusnya majelis taklim ibu-ibu sebaiknya tidak usah pakai toa, cukup speaker dalam saja. Demikian pula pengajian bapak-bapak, kecual tablig akbar. Tarhim dan dzikir-dzikir serta doa-doa selesai shalat yang selama ini jadi kebiasaan umum masjid-masjid di Pulau Jawa memang layak ditiadakan karena mengganggu kekhusyuan jamaah.

Keempat. Secara metotodologis, pernyataan Menteri Agama yang menyebut kata ‘menggonggong’, tidak memiliki tujuan membandingkan antara azan dan suara anjing. Hanya saja, pernyataan ini sudah terlanjur terlontar dan menjadi milik publik sehingga menimbulkan masalah. Sekelas menteri sebaiknya tidak usah terlalu banyak memberikan keterangan yang melebihi kebutuhan pewarta. Tidak usah pula membandingkan suara toa dengan apa pun itu, apalagi gonggongan anjing, pasti bermasalah. Selain itu, suara anjing tidak bisa atau susah diatur kecuali kalau ada surat keputusan bersama beberapa menteri, termasuk menteri pertanian dan lingkungan hidup selain menteri agama untuk mengatur suara anjing an pemeliharanya. Dan sebaiknya, para menteri tidak usah terlalu sibuk mengurus bunyi-bunyian, fokus bantu presiden menangani masalah kebangsaan yang makin rumit. Wallahu A’lam! (Aza)

Tags: adzanMenagmenteripengeras suaratoa
ShareTweetSendShare
Berita Sebelumnya

BAZNAS Mulai Era Zakat Metaverse pada Ramadhan 2022

Berita Selanjutnya

Donald Trump: Putin Tidak Akan Menyerang Kalau Saya Ada di Gedung Putih

Dr Ilham Kadir, MA

Dr Ilham Kadir, MA

Dewan Pembina Alumni Beasiswa BAZNAS RI; Ketua Komisi Komunikasi dan Informasi MUI Kab. Enrekang

Rekomendasi Berita

Kota-Kota di Inggris Ini Jadi Tujuan Mahasiswa Internasional
Headline

Kota-Kota di Inggris Ini Jadi Tujuan Mahasiswa Internasional

17/08/2022
Jadi Serdadu Bayaran, Dua Warga Amerika Tewas di Donbas
Headline

Austria Tetap Netral Meski Ukraina Dihancurkan Rusia

16/08/2022
Rusia Keluarkan Daftar Nama Negara Tidak Bersahabat, Indonesia Masuk?
Headline

Rusia Siap Jual Senjata Canggihnya ke Negara Lain

16/08/2022
100 Ribu Kendaraan dari Jakarta Masih Berada di Jateng dan Jabar
Headline

Syarat Perjalanan Terbaru Satgas COVID-19, Baca Dulu Sebelum Berpergian

16/08/2022
Inilah Nama Lengkap Anggota Paskibraka di Istana Negara Besok
Headline

Inilah Nama Lengkap Anggota Paskibraka di Istana Negara Besok

16/08/2022
Jika Pembatasan Pipa Air Berlaku akibat Kekeringan, Bagaimana Nasib Penduduk Inggris?
Headline

Jika Pembatasan Pipa Air Berlaku akibat Kekeringan, Bagaimana Nasib Penduduk Inggris?

16/08/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved