Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Populer
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id

Umroh di Saat Pandemi (Bagian 4)

Bersama Ustad Ahmad Rosyidin

Ustadz Ahmad RosyidinUstadz Ahmad Rosyidin
18 Maret 2022
Home Narasi

Ketat, Ke Taman Surga Harus Terdaftar dan 30 Menit.

Rasanya sangatlah rugi ketika kita mampu menjalankan ibadah haji dan umroh, tapi kita tidak melakukan ziarah ke Makam Rasulullah SAW serta tidak menginjakan kaki di “taman surga” atau Raudhatul Jannah atau populer disebut Raudhah.

Raudhah adalah tempat yang mustajab untuk berdo’a, yang berada di dalam Masjid Nabawi. Letaknya ditandai dengan tiang-tiang putih, berada diantara Rumah Nabi (sekarang Makam Rasulullah SAW) sampai mimbar. Luas Raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 2 meter.

Keutamaannya yang menjadikan umat Islam berusaha untuk bisa berada di Raudhah. Di tempat ini, jamaah haji maupun umroh memanjatkan doa dengan khusyuk, mengikuti sunah Rasulullah SAW. Jamaah juga berupaya melaksanakan shalat di tempat itu. Mereka berharap dengan bisa berada di salah satu taman surga tersebut nantinya akan dimasukkan sebagai ahli surga.

Baca Juga:

Puan: Gotong Royong Kunci Keberhasilan Hadapi Pandemi

Hari Perawat Internasional, Puan: Pandemi Jadi Evaluasi Pentingnya Investasi Keperawatan

Sebelum pandemi, yang terlihat di Raudhah ini antusiasme yang membuat jamaah berdesak-desakan. Masuk Raudhah, salat dua rakaat, ucapkan salam dan salawat (ke makam Nabi), setelah itu askarnya tidak memberi waktu lama. Jemaah disuruh keluar.

Namun, di saat pandemi, untuk masuk dalam Raudhah tidaklah mudah. Salah satunya harus memiliki aplikasi Tawakalna, selain telah vaksin serta dalam kondisi sehat. Jamaah terlebih dahulu harus mendaftarkan diri melalui aplikasi Tawakalna, menunjukkan ke petugas serta wajib memakai gelang. Dalam aplikasi tersebut, tersedia jadwal yang telah disiapkan untuk masuk dalam Taman Surga itu.

Selama pandemi, para jemaah yang berkunjung ke Raudhah hanya diberi waktu selama 15-30 menit untuk melakukan ibadah. Jamaah juga tidak bisa mengunjungi Raudhah atau berziarah jika waktu salat tiba karena pintu akan ditutup.

Ketatnya protokol kesehatan di Raudhah ini juga terlihat dimana agen travel yang membawa jamaah umroh ke Raudha harus memiliki tasrih (ijin). Misalnya, jumlah jamaah 40 orang, maka di dalam Tasrih harus tercantum nama-nama 40 orang tersebut. Satu hal lagi, selama pandemi, karena kapasitas terbatas, semua jamaah umroh perempuan dalam rombongan saya tidak bisa masuk ke Raudhah. Tampaknya pembatasan ini berlangsung hingga April.

Prokes dan pembatasan yang begitu ketat juga diterapkan pada saat ziarah ke Makam Rasulullah SAW. Sebelum pandemi, ziarah bebas dilaksanakan kapan saja, baik sebelum maupun sesudah sholat, tidak ada pembatasan waktu, para jamaah bisa masuk melalui pintu Babussalam.

Pintu Babussalam merupakan bagian dari 41 pintu yang ada di Masjid Nabawi. Pintu ini merupakan yang paling panjang dan indah karena memiliki daun pintu yang terbuat dari kayu. Di atasnya terdapat ukiran dari tembaga kuning.

Pintu ini selalu ramai sampai berdesakan di lorongnya di masuki oleh para jamaah baik ketika musim umroh maupun musim haji. Pintu Babussalam merupakan pintu masuk bagi para jamaah untuk berjiarah ke makam Baginda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam.

Kini, saat pandemi, semua berubah total. Ada pembatasan bagi jamaah yang ingin berziarah. Yang pasti ada pemeriksaan yang sangat ketat. Belum lagi antrian cukup panjang hingga mencapai halaman yang berada di dekat kubah hijau.

Saat berada di dalam masjid, jamaah pun tidak bisa berlama-lama di depan makam Rasulullah. Askar akan sigap menyuruh jamaah untuk terus bergerak, tidak boleh berhenti lama-lama hingga jamaah berada di luar. Selain makam Rasulullah, jamaah juga berziarah ke Makam Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar Bin Khattab, dua sahabat sekaligus penerus Nabi sebagai Khalifah (pemimpin umat Islam) yang pertama dan kedua. (Yusniar/Bersambung)

Tags: PandemiRaudhahUmroh
ShareTweetSend
Berita Sebelumnya

Kemenlu Sebut Evakuasi Sembilan WNI di Ukraina Penuh Ketidakpastian

Berita Selanjutnya

Amerika Mati-Matian Hindari Konfrontasi Langsung dengan Rusia

Ustadz Ahmad Rosyidin

Ustadz Ahmad Rosyidin

Sekjen PPUHI (Persaudaraan Pembimbing Umroh Haji Indonesia)

Rekomendasi Berita

Doa, Tata Cara, dan Tujuan Ziarah Kubur
Headline

Adab Ziarah Kubur

19/05/2022
Membunuh Itu Keji!
Narasi

Dunia yang Interdependen

18/05/2022
Mengucap “Selamat Natal”, Mengapa Muslim Mesti Dipaksa-paksa
Headline

Keragaman Itu Keberkahan yang Menantang

15/05/2022
Shamsi Ali
Headline

Manusia dan Kekeluargaan Universal

13/05/2022
Survei Capres 2024: Anies dan Ganjar Ungguli Prabowo
Narasi

Dilema Ganjar, dan Jalan Lempang Anies

12/05/2022
Imam Shamsi Ali Ingin Muhammadiyah Lebih Dikenal Lagi di Kancah Global
Headline

Agama, Spiritulitas dan Humanitas

11/05/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Jagad Unik
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved