Ada tren menarik di kalangan artis muslim di setiap Idul Adha. Pada tahun ini–Idul Adha 1443 H– pemandangan lebih dahsyat ditampakkan. Semacam lomba sedekah kebaikan di antara mereka. Berat sapi jadi ukurannya. Tentu sapi untuk dikurbankan.
Lomba sedekah kebaikan ini menghias televisi dan media sosial (medsos) dalam beberapa hari ini. Muncul sapi seberat lebih dari 1 ton dipilih artis tertentu. Kita dibuat terkaget melihat sapi ukuran besar bak bison. Tampak gagah dan dengan warna kulit tidak biasa. Harganya pun fantastis. Dikisaran Rp 150 jutaan.
Tren artis “bersaing” dalam lomba sedekah ini muncul dalam tiga tahunan belakangan ini. Terutama dua tahunan terakhir. Tahun ini terutama, seperti sedang berlomba siapa artis yang berkurban sapi paling berbobot. Sebelumnya, khususnya di era Orde Baru, itu cuma bisa dilakukan sekelas presiden. Bahkan kepala daerah mesti menyesuaikan sapi yang dikurbankan, yang tidak boleh lebih berat bobotnya ketimbang sapi sedekah presiden. Layaknya “adat” kepangkatan saja.
Tapi pada saat ini, artis-artis papan atas, termasuk artis yang cuma berkarya dengan konten medsos (youtuber), berlomba sedekah dengan sapi yang bobotnya tidak kalah dengan kurban sedekah presiden. Dan, pada beberapa nama tidak cuma satu sapi yang dikurbankan. Artis Baim Wong tidak tanggung-tanggung, ia sedekah kurban 9 ekor sapi jenis limousin. Sapi dengan bobot sekitar 1 ton. Tidak cuma itu, ia tambahkan dengan berpuluh ekor kambing ukuran besar.
Ada lagi yang lebih “spektakuler”, artis Rafi Ahmad. “Sultan” para artis ini, bersedekah dengan 20 ekor sapi dengan bobot berat. Dan, 3 ekor sapi di antaranya dengan bobot lebih dari 1 ton. Masya Allah.
Beberapa nama artis bisa disebut di sini, selain Baim Wong dan Rafi Ahmad, ada Ria Ricis, Atta Halilintar, dan masih banyak nama lainnya. Tapi tampaknya sedekah kurban sapi artis Irfan Hakim bobotnya paling besar, 1,3 ton. Tentu ia berbangga dengan sedekahnya itu. Wisanggeni nama sapinya. Dianggap sapi paling gemuk se-Indonesia versi APPSI (Asosiasi Peternak Penggemukan Sapi Indonesia).
Memang tidak sedikit artis yang berlomba sedekah kurban sapi tapi tetap dengan meng-konten-kan aksinya. Berburu sapi bobot berat sampai ke pelosok negeri. Bahkan ada yang perlu sampai menerjukan tim begitu mendengar ada sapi berbobot besar di suatu tempat. Setelah bobot sapi yang dicari tim itu sesuai, maka sang artis terjun ke lokasi dengan full team untuk merekam peristiwa, yang lalu dikontenkan.
Maka, itu menjadi tidak sekadar berita yang sampai pada kita. Ada entertain di sana. Artis utamanya dibuat berbalik menjadi sapi dengan bobot super. Sedang artis sebenarnya menjadi figuran saja yang bahkan tampak konyol. Misal, mesti memberi makan dan bahkan memandikan sapi yang akan dikurbankan.
Muncul adegan tawar-menawar dilakukan sang artis. Setelah itu sang penjual pun diwawancara, harga dan nama sapi itu disebut pula. Lalu sapi diangkut layaknya artis yang dipertontonkan pada publik sebelum pentas yang sebenarnya dilakukan.
Tidak perlulah ditafsir macam-macam dengan kenyinyiran melihat adegan para artis berlomba sedekah kebaikan. Biarkan saja, dan tidak perlu diperhadapkan dengan amalan mereka yang selalu memilih jalan sirr. Bagus jika melihat itu lalu terbersit di hati, semoga di tahun-tahun akan datang bisa pula kita melakukan hal sama, meski dengan seekor dua ekor kambing/domba.
Artis berlomba sedekah kebaikan ini bisa jadi syiar–dan meski tidak dimaksudkan–bisa pula “menampol” mereka yang sebenarnya bisa sedekah kurban lebih dari yang semestinya. Banyak dari mereka yang punya kekayaan jauh melampaui para artis tadi, bahkan berpuluh kali lipat, tapi hanya “mampu” sedekah seekor dua ekor sapi dengan bobot seadanya. Itu juga haknya. Jadi tidak perlu diperhadapkan sedekah kebaikan yang dilakukan.
Ada pula artis lain, yang memilih jalan sirr dalam sedekah kebaikan. Menganggap tidak perlu lagi hal-hal kebaikan jadi konsumsi publik. Memilih hanya Allah saja yang tahu apa yang dilakukan. Itu pun tidak perlu diperhadapkan dengan sedekah amalan berbau entertain. Semua baik, insya Allah, baik di mata Tuhan.
Fenomena artis berlomba sedekah kebaikan, tentu hal positif, semoga bisa berlanjut pada amalan kebaikan lainnya. Tidak masalah mau memilih jalan terbuka atau jalan sirr. Terpenting ada harta tak terkira pemberian Tuhan, yang sebagian bisa disalurkan pada yang berhak. Jika itu yang terjadi, maka sedikit demi sedikit kemiskinan bisa terurai menjadi kebahagiaan bersama. Subhanallah. (*)