Indonesiainside.id, Jakarta – Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menilai Indonesia saat ini tengah diserang wabah korupsi. Ia mencontohkan beberapa kasus korupsi yang menggerogoti Indonesia saat ini, seperti megaskandal PT Asuransi Jiwasraya hingga PT Asabri yang merugikan negara hingga puluhan triliun.
“Indonesia terjangkit wabah kronis korupsi, hal tersebut bukan sinis, sebab dalam realitanya, nyaris tiada hari tanpa berita tentang korupsi. bagi sebuah negara korupsi sangat berbahaya. ibarat pohon korupsi adalah benalu yang menggerogoti inangnya. dampaknya tidak saja membuatnya kering kerontang, tapi juga bisa membuatnya mati,” kata Siti dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Kamis (5/3).
Siti mengatakan, korupsi merupakan hobi lama yang belakangan ini hobi tersebut menjadi-jadi. Tak hanya lembaga eksekutif, tapi menjangkiti semua institusi.
“Dari cabang-cabang kekuasaan, baik legislatif, yudikatif, eksekutif, infrastruktur dan suprastruktur politik. Lalu ujung-ujungnya semua ini politik, ilmu saya dong. Jadi ketika politik dan disampaikan bahwa sebelumnya distorsi penyimpangan pelanggaran yg permanen itu kesimpulannya adalah by design,” ucap dia.
Dia mengatakan, wabah korupsi di Indonesia bukan kadang-kadang atau temporer, tapi berkesinambungan sejak Indonesia merdeka. Ia bahkan menyebut bahwa para koruptor semakin menjadi-jadi. Mereka pantang mundur dan tidak pinya malu dalam merampas uang negara.
“adi silang sengkarut tata kelola ekonomi, tata kelola BUMN kita, tata kelola pemerintahan kita, dan ini melanggar konstitusi, ini luar biasa. Melanggar kinstitusi hari gini melenggang. Apa yang salah dengan negara ini?” ujar dia.
Siti menegaskan, pemerintah harus didukung jika berjalan di jalan yang benar dalam mengelola negara. Tapi sayang, penguasa juga terlibat dalam menyebarkan wabah tersebut.
“Pemerintah kita dukung kalau pemerintah on the right track. Pemerintah harus kita kritisi kalau ternyata membahayakan nasib bangsa dan negara kita. Harusnya warga negara yang bertanggung jawab seperti itu,” ujar dia.(EP)