Indonesiainside.id, Mataram – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar,
mengapresiasi program NTB Zero Waste atau bebas sampah. Menurut dia, program itu pendukung utama perbaikan kualitas lingkungan berbasis masyarakat. Sebab, melalui program Zero Waste, NTB berhasil menggerakkan pelibatan masyarakat secara aktif. Ini karena masyarakat menjadi pelaku utama pengelolaan lingkungan, sekaligus merasakan manfaatnya.
Selain itu, dia juga mengapresiasi langkah pemerintah NTB yang konsens mengembangkan Bank Sampah. Kemudian sampah itu diolah menjadi pellet sebagai sumber energi baru. Karena dengan itu program tidak saja persoalan sampah dapat tertangani dengan baik. Tetapi juga kualitas lingkungan dapat ditingkatkan.
“Kunci utama keberhasilan program lingkungan adalah mengajak masyarakat untuk mau peduli terhadap lingkungan dan dapat memberikan manfaat secara sosial ekonomi,” kata Siti Nurbaya Bakar, pada rapat kerja teknis nasional membahas tentang pengendalian, pencemaran lingkungan, dan kerusakan lingkungan, di Senggigi, Lombok Barat, Senin ( 09/03).
Dia menambahkan, program Zero Waste dan NTB Hijau belum tentu ada di daerah lain. Karena itu, upaya pemerintah pusat memulihkan lingkungan bersandar pada indeks kualitas lingkungan hidup harus ditingkatkan. Itu berupa kualitas udara, kualitas air, kualitas lahan dan kualitas air laut.
“Saya pikir caranya dengan pengelolaan sampah yang baik dan konservasi lingkungan rusak seperti penghijauan dan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah, mengatakan, NTB terus berjuang untuk lingkungan yang lebih baik. Secara angka, indeks kualitas lingkungan NTB masuk kategori baik dan akan terus ditingkatkan.
“Kami targetkan program Zero Waste itu dapat mengelola 70 persen sampah dan mengurangi sampah hingga 30 persen pada 2023. Sampah di NTB per hari itu jumlahnya sekitar 300 ton,” terangnya.