Indonesiainside.id, Samarinda – Sejak Kamis malam, telah beredar “peta” sebaran pasien suspect virus Corona atau Covid-19 di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Namun, hal tersebut dibantah oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda yang menyebutkan bahwa hingga Jumat (13/3) malam, Kota Samarinda masih terbebas dari virus mematikan tersebut.
Walau demikian, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr Ismet Kosasih mengakui pernah menerima laporan dugaan terkena virus corona pada 30 orang.
“Sejak 1 Februari hingga 14 Februari kita terima 30 laporan. Setelah ditindaklanjuti dengan mendatangi setiap rumah, ternyata kita pantau sebanyak 15 orang. Namun, setelah kita periksa swap di laboratorium di Jakarta, hasilnya kita dapat dalam waktu 1×24 jam, semuanya negative virus corona,” tegasnya, Jumat siang (13/3).
Didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinkes Samarinda, dr Osa, dijelaskan Ismet bahwa saat ini ada delapan orang yang masuk dalam pemantauan. Maksud pemantauan disini adalah, berada di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
“Jadi kita terus pantau ada delapan orang. Tidak dirawat di rumah sakit apalagi diisolasi. Jadi jangan salah persepsi. Hanya dipantau. Kalau (keadaannya) memburuk kita tingkatkan dalam pengawasan. Artinya, kita rontgen dan cek swap-nya,” jelasnya.
Gegernya “peta” info grafis yang dibuat oleh Diskominfo Kaltim, adalah info grafis dari data 1 Februari hingga 14 Februari. Info ini masuk sebagian dari hotline telepon 122 milik Diskominfo Samarinda.
“Pintu laporan ini dari beberapa pintu mulai dari pelaporan di telepon 122, dokter jaga, Puskesmas hingga rumah sakit, dimana ada warga yang melapor atau berobat. Angka laporan ini bisa tinggi karena, masih tingginya kekhawatiran warga akan virus asal Wuhan Cina ini, sehingga gejala batuk, pilek dan demam, semuanya dilaporkan, padahal tidak ada riwayat kontak dengan penderita virus corona atau bepergian ke luar negeri.
“Respon time dari kasus ini rata-rata 20 menit, Ketika ada panggilan, kita langsung respon dengan langsung ke rumah pasien. Untuk update per 13 Maret 2020, terdapat delapan orang dalam pantauan yaitu terdiri dari tiga laki-laki dan lima perempuan. Sedangkan yang telah dinyatakan negatif sebanyak 15 orang,” jelasnya.
Dr Osa menambahkan, delapan orang yang dalam pantauan Dinkes Samarinda, memang melakukan perjalanan ke luar negeri. Tetapi semua orang tersebut masuk ke Indonesia melalui pintu bandara di Tangerang, Banten, sehingga, jika terduga suspect virus corona, akan terdeteksi saat masuk ke Indonesia.
“Jadi kedelapan orang ini melapor baru pulang bepergian dari luar negeri. Semuanya warga negara Indonesia. Semuanya dalam kondisi sehat. Karena baru dari luar (negeri) itulah mereka masuk dalam pemantauan, bukan dalam pengawasan apalagi positif terkena virus Corona. Jadi kami minta masyarakat tetap tenang dan bisa membedakan dan tetap waspada serta terus menjaga pola hidup sehat,” ujarnya.(YAN)