Indonesiainside.id, Jakarta – Peneliti dan Koordinator Bidang Legislasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Lucius Karus, mencermati kasus suap Caleg PDIP Harun Masiku. Bagi Lucius, kasus itu ibarat gunung es
“Penyuapan terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan ini sangat mungkin tak hanya melibatkan orang berpengaruh di PDIP seperti Sekjennya,” kata Lucius saat dihubungi, Sabtu, (8/2).
Dalam geliat politik legislasi, segala kemungkinan bisa terjadi. Motifnya, kata dia, juga bisa dibaca. Bukan tak mungkin pejabat partai di PDIP juga mendapat aliran dana, khususnya dari kader yang ngotot menggantikan kursi seperti Harun.
Menurut Lucius, banyak ‘Harun’ lain yang berpikiran sama dan memikirkan jalan pintas serupa. Sebab pengajuan PAW Harun menggantikan sudah sangat janggal.
“Ini sangat mungkin terjadi jika melihat kengototan PDIP untuk mendorong Masiku sebagai anggota pengganti Nazaruddin Kiemas,” kata Lucius.
Bagi dia, perlu alasan kuat terkait pilihan PDIP pada Masiku. Jika tidak, maka wajar jika seluruh pihak menduga ada permainan di balik kengototan PDIP.
Lucius memetakan bagaimana PDIP merespons wafatnya Nazaruddin hingga penetapan kursi oleh KPU yang akhirnya menetapkan Riezky sebagai pengganti Nazaruddin. Menurut Lucius, sangat mungkin proses perjuangan menempatkan Harun Masiku sebagai pengganti tak hanya melibatkan posisi seperti sekjen partai saja.
“Ini kan nampaknya keinginan partai, karena demi usaha ini partai pun menyurati MA untuk mencari jalan demi bisa mendudukkan Masiku di kursi parlemen. Maka jika KPK bekerja serius, bukan tak mungkin ada petinggi PDIP lain yang mestinya ikut bertanggung jawab,” kata Lucius.
“Siapa petinggi itu, kita tak bisa memastikannya karena kita percaya KPK bisa bekerja untuk membuktikan siapa saja pelaku yang menyeret Wahyu ke balik jeruji KPK saat ini,” tutup dia. (Aza)