Indonesiainside.id, Jakarta – Sekretaris Fraksi Partai Gerindra, Desmond J Mahesa, menyebut pencetus RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) adalah para pengikut pemikiran Presiden Soekarno. Fanatisme mereka terhadap pemikiran Bung Karno menghasilkan ide untuk membentuk RUU HIP.
Para pengikut Bung Karno, kata Desmond, yang saat ini berkuasa mengkultuskan pemikiran sang Proklamator itu tentang pancasila. Padahal, pemikiran Soekarno itu pada 1 Juni 1945 masih berupa draf usulan, belum disetujui sebagai konsep pancasila final.
“Sebagai wujud fanatisme, para ‘jamaah’ Soekarno ini sering mengutip ajaran Soekarno tentang pancasila seperti acap kali terdengar melalui pidato ketua umum partai yang sekarang berkuasa,” kata Desmond di Jakarta, Kamis (18/6).
Dia mengatakan, para jamaah itu membawa nama Soekarno, apalagi jika berbicara seputar ideologi pancasila. Seolah-olah mereka tidak rela dengan rumusan pancasila yang disepakati bersama, seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Sebagai tindak lanjut, kata dia, perjuangan mendaur ulang pemikiran Soekarno para jamaah itu berusaha menghidupkan kembali Trisila dan Ekasila di draf RUU HIP. Maka itu, jika membaca naskah akademis RUU HIP, maka sangat jelas maksud dan tujuan dibalik RIU yang tengah diperjuangkan itu.
“Artinya pancasila dianggap pikiran seorang Soekarno saja. Seolah-olah mengabaikan jasa besar dan pengorbanan tokoh-tokoh lainnya,” ucap dia.
RUU HIP yang memuat 58 pasal didorong oleh PDI Perjuangan melalui Badan Legislasi DPR hingga ditetapkan sebagai RUU inisiatif DPR. Namun, sejumlah ormas keagamaan menolak keberadaan RUU tersebut karena dinilai mereduksi nilai-nilai pancasila itu sendiri.
Belakangan, setelah gelombang penolakan kian deras, pemerintah akhirnya menunda pembahasan. DPR dan MPR juga telah sepakat untuk mengunda penbahasan.
Terbaru, MPR menawarkan agar nama RUU HIP diganti menjadi RUU Pembinaan Ideologi Pancasila. Ketua MPR, Bambang Soesatyo, mengklaim RUU itu untuk menjadi payung hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). (SD)