Indonesiainside.id
No Result
View All Result
Kamis, 7 Juli 2022
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Home Headline

Pemerintah Kaji Pelabelan Kelompok Bersenjata Papua sebagai Teroris

Azhar Azis
Rabu, 28 April 2021 20:31 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. ANTARA/HO-KSP/pri.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. ANTARA/HO-KSP/pri.

Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Indonesiainside.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia mengkaji usulan penyebutan kelompok kriminal bersenjata di Papua sebagai teroris agar pemberantasannya lebih intensif.

Penyebutan kelompok bersenjata di Papua berbeda-beda di setiap institusi keamanan di Indonesia. Tentara menyebut mereka sebagai Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Sementara polisi menyatakan kelompok tersebut yakni Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Badan Intelijen Negara (BIN) melabeli sebagai Kelompok Separatis Teroris (KST). Saat ini operasi untuk menjaga keamanan di Papua dilakukan oleh tim gabungan TNI dan Polri dengan nama terbaru yaitu Satgas Nemangkawi.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui saat ini kejahatan kelompok bersenjata sudah menjurus pada tindakan terorisme yang memunculkan rasa tidak aman, ketakutan hingga pembunuhan kepada masyarakat Papua.

Baca Juga:

Hari Idul Adha Pemerintah dan Muhammadiyah Beda, MUI: Perbedaan Jangan Jadi Perpecahan

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1443 H Ahad 10 Juli 2022

“Usulan tersebut masih jadi kajian bersama,” jelas Moeldoko di kantornya pada Rabu (28/4).

Moeldoko memastikan pemerintah tetap memperhatikan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam menangani kelompok bersenjata itu. “Presiden sudah wanti-wanti soal penanganan KKB ini. Harus tegas, tapi tidak boleh mengabaikan HAM,” kata dia.

Selain itu pemerintah juga tetap melakukan dialog dengan tokoh agama, budaya dan masyarakat untuk menindaklanjuti permasalahan di Papua.

Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha tewas tertembak saat melakukan kontak tembak dengan kelompok bersenjata pada Minggu di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.

Kontak tembak tersebut terjadi akibat kelompok bersenjata menghadang dan menyerang rombongan Kabinda. Menurut Wawan, kehadiran Kabinda Papua di Kampung Dambet dalam rangka observasi lapangan untuk mempercepat pemulihan keamanan pasca aksi brutal kelompok bersenjata itu.

“Juga sebagai upaya untuk meningkatkan moril dan semangat kepada masyarakat yang selama ini terganggu oleh kekejaman dan kebiadaban kelompok separatis dan teroris itu,” tambah Wawan.

Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dan dinaikkan pangkatnya secara anumerta menjadi Mayor Jenderal.

Resolusi Konflik

Pengamat kebijakan Emir Khairullah mengatakan pemerintah sudah saatnya mengganti pendekatan dalam penanganan kekerasan di Papua menjadi resolusi konflik, alih-alih pendekatan kesejahteraan apalagi keamanan yang represif.

Pendekatan ini menurut Emir paling efektif untuk mengurangi kekerasan di Papua, dan sudah dicoba pada masa Presiden BJ Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid.

“Berbagai studi menunjukkan bahwa kekerasan yang melibatkan aparat keamanan dan pihak separatis di Papua relatif mereda karena penerapan resolusi konflik yang kemudian berwujud otonomi khusus,” ujar dia.

Pendekatan resolusi konflik berupa dialog juga berhasil mengakhiri konflik separatisme yang sudah berlangsung puluhan tahun di Aceh pada 2005.

Sayangnya kata Emir, pemerintah pusat tidak konsisten menerapkan kebijakan Otonomi Khusus Papua sejak diberlakukan sejak 2001.

Menurut dia pemerintah sering mengedepankan pendekatan ekonomi dan keamanan ketimbang pendekatan politik dengan mengutamakan negosiasi, yang sebenarnya menjadi mandat UU No 21/2001.

Pemerintah menurut dia juga harus membuka dialog dan negosiasi dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) untuk mengakhiri kekerasan.

“Jika ingin membuat orang asli Papua (OAP) aman dan bebas dari teror, TPNPB atau KKB tentu harus mau mengakhiri upaya kekerasan yang selama ini digunakan.

“Kecuali kalau tujuannya hanya membuat masyarakat terus hidup dalam ketakutan dan bukan menyejahterakan OAP,” ujar dia. (Aza/AA)

Tags: KKBKKSBKSTpapuaPemerintahteroris
Berita Sebelumnya

Konsisten Beritakan Islam dalam Bingkai Kebebasan Pers, Lembaga Pemerintah Prancis Serang Anadolu Agency

Berita Selanjutnya

Jadi Menteri Investasi, Bahlil Janjikan Pertumbuhan Investasi Merata di Semua Daerah

Rekomendasi Berita

Jangan Tunggu Tua Baru Mau Naik Haji
Headline

Manifestasi Hidup dan Mati dalam Haji

7 Juli 2022
60 Rekening ACT Diblokir, Izin PUB Dicabut, Lembaga Serupa Siap-Siap!
Headline

60 Rekening ACT Diblokir, Izin PUB Dicabut, Lembaga Serupa Siap-Siap!

6 Juli 2022
Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri
Headline

Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri

6 Juli 2022
Pentingnya Literasi Politik Islam
Headline

Jangan Ketinggalan, Saksikan Video-Video Kajian Tafsir dan Fiqih Qurban oleh Ustadz Fahmi Salim

6 Juli 2022
Dulu dan Sekarang, Pergeseran Peran Pemandu Jemaah Calon Haji di Makkah (Bagian 1)
Headline

Haji: Perjalanan Hati (1)

6 Juli 2022
Adam Muhammad, Setahun Jalan Kaki dari Inggris ke Makkah untuk Haji
Headline

Adam Muhammad, Setahun Jalan Kaki dari Inggris ke Makkah untuk Haji

6 Juli 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

60 Rekening ACT Diblokir, Izin PUB Dicabut, Lembaga Serupa Siap-Siap!

06/07/2022 22:33

Risalah

Jangan Tunggu Tua Baru Mau Naik Haji
Headline

Manifestasi Hidup dan Mati dalam Haji

7 Juli 2022
Pentingnya Literasi Politik Islam
Headline

Jangan Ketinggalan, Saksikan Video-Video Kajian Tafsir dan Fiqih Qurban oleh Ustadz Fahmi Salim

6 Juli 2022
Dulu dan Sekarang, Pergeseran Peran Pemandu Jemaah Calon Haji di Makkah (Bagian 1)
Headline

Haji: Perjalanan Hati (1)

6 Juli 2022
Covid-19 Lahirkan Miliarder Baru Setiap 30 Jam, Mereka Mengambil Untung di Atas Derita Orang lain
Risalah

4 Yang Membuat Orang Sombong: Tambahnya Harta, Ilmu dan Taat

4 Juli 2022

Berita Terkini

Jangan Tunggu Tua Baru Mau Naik Haji

Manifestasi Hidup dan Mati dalam Haji

07/07/2022 08:35
60 Rekening ACT Diblokir, Izin PUB Dicabut, Lembaga Serupa Siap-Siap!

60 Rekening ACT Diblokir, Izin PUB Dicabut, Lembaga Serupa Siap-Siap!

06/07/2022 22:33
Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri

Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri

06/07/2022 16:40
Pentingnya Literasi Politik Islam

Jangan Ketinggalan, Saksikan Video-Video Kajian Tafsir dan Fiqih Qurban oleh Ustadz Fahmi Salim

06/07/2022 16:06
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved