Oleh: Anisa Tri K
Indonesiainside.id, Jakarta – Jika kita cermati, Indonesia memiliki banyak sekali tempat-tempat yang diberi nama sesuai dengan legenda yang dikenal di masyarakat. Salah satunya adalah kisah Gunung Tangkuban Perahu. Siapa yang tidak mengenal kisah Dayang Sumbi dan Jaka Tarub? Dikisahkan jika bentuk dari gunung Tangkuban Perahu merupakan perahu buatan Jaka Tarub yang terbalik, karena cintanya ditolak Dayang Sumbi.
Fakta Geologi Legenda Sangkuriang dan Fakta Geologi Gunung Tangkuban Perahu
Seperti yang kita tahu, jika gunung ini di bagian puncaknya menyerupai berbentuk ‘tangkuban perahu’ atau perahu yang terbalik. Secara ilmiah bentuk gunung ini adalah Stratovulcano. Gunung ini memiliki pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat.
Mineral yang biasanya dikeluarkan dari gunung ini saat dalam kondisi tidak aktif adalah sulfur belerang. Oleh karena itu, jangan heran kalau kita menemukan sumber air panas di sekitar gunung ini.
Saat aktif, gunung ini mengeluarkan banyak batuan. Batuan yang dikeluarkan saat meletus sebagian besar dalam bentuk lava dan sulfur. Mineral-mineral yang dikeluarkan dari letusan gunung itu menyebabkan tanah di sekitarnya menjadi subur.
Penelitian geologis menunjukkan, bahwa sisa-sisa danau purba ini sudah berumur 125 ribu tahun. Danau tersebut diperkirakan telah mengering sekitar 16.000 tahun yang lalu.
Telah terjadi dua letusan Gunung Sunda purba dengan tipe letusan Plinian. Masing-masing letusan pada gunung tersebut, terjadi sekitar 105.000 dan 55.000-50.000 tahun yang lalu. Letusan Plinian kedua telah meruntuhkan kaldera Gunung Sunda Purba sehingga menciptakan Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang (disebut juga Gunung Sunda), dan Gunung Bukit Tunggul.
Hal ini mengungkap teori, bahwa sangat mungkin jika orang Sunda purba dulu, telah menempati dataran tinggi Bandung. Mereka menyaksikan letusan Plinian kedua yang menyapu pemukiman sebelah Barat Citarum (arah Utara dan Barat Laut dari Bandung) selama periode letusan pada 55.000-50.000 tahun yang lalu, saat Gunung Tangkuban Parahu tercipta dari sisa-sisa Gunung Sunda purba.
Masa ini adalah masanya Homo sapiens, mereka telah teridentifikasi hidup di Australia bagian Selatan pada 62.000 tahun yang lalu, semasa dengan Manusia Jawa (Wajak) sekitar 50.000 tahun yang lalu.
Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup di dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut pula, yang didukung dengan fakta geologi, diperkirakan bahwa orang Sunda telah hidup di dataran ini sejak ribuan tahun sebelum Masehi. (PS)