Indonesiainside.id, Jakarta – Sekolah Kesatuan Bangsa School (KBS) Yogyakarta menggelar Festival Lima Bahasa Satu Hati 2019 untuk memupuk kebersamaan siswa dan mencintai budaya sejak dini. Selain kebudayaan tradisional juga ditampilkan budaya di berbagai negara untuk menambah khasanah siswa.
“Kami mendidik siswa sejak dini agar mereka juga peduli adat istiadat yang ada. Juga mengenalkan budaya tradisional baik di nusantara maupun di mancanegara. Dari sini kita harapkan akan timbul rasa kebersamaan, kesukarelaan dan saling menghargai satu sama lain,” kata Kursad Duvarci perwakilan sekolah Kesatusan Bangsa School (KBS) Yogyakarta dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat(1/11).
Menurutnya, memelihara rasa kebhinnekaan di dalam sekolah penting dilakukan agar anak didik tumbuh kembang dan memiliki toleransi yang tinggi.
Kegiatan yang berlangsung antara 25-26 Oktober 2019 kemarin tersebut menampilkan berbagai kebudayaan tradisional dan mancanegara, yaitu tari tradisional dari berbagai wilayah Indonesia, seperti Kalimantan, tari Saman dari Aceh, tari Folklor dari Turki dan lainnya. Selain itu juga ada ajang menyanyi dengan beragam bahasa daerah dan asing, yakni dengan bahasa Inggris, Indonesia, Turki, Jawa, dan Arab.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Dikpora DIY, perwakilan Bupati Bantul, perwakilan Dikpora Bantul, perwakilan Balai Dikmen Bantul, orang tua siswa-siswi SMP SMA Kesatuan Bangsa, dan lainnya.
“Selain itu ada juga pentas teater, baca puisi , dan paduan suara, saksofon serta pengumuman dan pemberian hadiah STEMS EXPO 2019,” ujarnya.
STEMS adalah ajang aplikasi ‘Science, Technology, Engineering, Mathematics, and Social Studies’ yaitu para siswa didorong untuk mengaplikasikan teori-teori pelajaran yang mereka dapatkan di kelas dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami mendorong para siswa memiliki keterampilan abad 21 (21st Century Skills) yaitu: collaboration, communication, critical thinking, dan creativity, selain belajar memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran,” tambahnya.
Penguasaan STEMS ini penting diera revolusi industri 4.0 saat ini, karena hampir setiap aktivitas dan pekerjaan mengharuskan para pekerjanya menguasai keterampilan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.
Pelajaran berbasis STEMS melatih siswa untuk bernalar dan berpikir kritis, logis, dan sistematis sehingga nantinya mampu menghadapi tantangan global. Siswa yang menguasai STEMS juga memiliki daya berpikir yang berbeda karena STEMS melatih anak untuk terbiasa berpikir mencari solusi dan inovasi. (EP)