Indonesiainside.id, Jakarta – Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo mengingatkan agar pembatasan sosial berskala besar atau PSBB tak menimbulkan bencana baru, yakni kelaparan. PSBB membuat sebagian besar akitivtas masyarakat, baik sosial maupun perekonomian terhenti.
Karenanya, Imam mengimbau agar masyarakat menguatkan rasa solidaritas antarsesama. Pertama kali, saling mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 merupakan wabah yang benar adanya harus terus digalakan.
“Ini bukan hal main-main, kita tahu tantangan kita bagaimana mengurangi kemungkinan membanjirnya pasien,” ujarnya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (23/4).
Kedua, lanjutnya, rasa saling memiliki, kebersamaan antarmasyarakat perlu diperkuat. Tumbuhkan solidaritas kepada orang yang terimbas, terutama kepada mereka yang terhenti nafakahnya karena PSBB.
“Itulah yang harus digalang. Kelompok anak muda yang menampilkan kreatifitas (kampanye di rumah saja) seperti itu kalau bisa dilanjutkan dengan kreatifitas aksi, itu akan sangat membantu,” tuturnya.
Dia mengapresiasi kampanye pencegahan Covid-19 yang dilakukan kaum milenial lewat media sosial, platform video berbagi dengan membuat musik atau video lucu. Menurut Imam, metode ini merupakan salah satu keunikan tersendiri dari bangsa ini bahwa betapapun gawatnya keadaan masih senang dengan hal-hal yang humoris.
“Jangan sampai ingin menghindar dari corona kemudian mendatangkan musibah baru, yaitu kelaparan. Kita tak rela negeri ini ada suadara kita yang menghindar dari virus kemudian terancam oleh kelaparan,” imbuhnya. (MSH)