Indonesiainside.id, Jakarta – Budaya literasi masyarakat banyak teralihkan ke produk digital, salah satunya adalah gawai atau gadget. Dengan kecanggihan teknologi yang berkembang, justru dapat memberikan banyak ruang dan tempat untuk dapat berliterasi.
“Era sekarang ini, akses untuk membaca tidak hanya dalam bentuk buku cetak. Orang bisa membaca apa saja, lewat saluran apa saja,” kata Ketua Perkumpulan Literasi Indonesia, Wien Muldian kepada Indonesiainside.id, Minggu (26/4).
Bicara tentang digital, lanjut Wien, informasi bisa didapatkan dimana-mana. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah apakah dengan canggihnya teknologi masyarakat mengakses untuk membaca yang sifatnya produktif atau tidak.
“Justru itu, masyarakat malah membaca yang sifatnya hiburan saja. Bukan hal-hal yang produktif. Nah, itu yang perlu diarahkan ke masyarakat untuk mengajak Kampanyekan ke masyarakat hal positif,” tuturnya.
Selama ini, Wien mengatakan masyarakat lebih banyak menonton YouTube atau hiburan-hiburan yang sifatnya kesenangan saja. Bukan membangun kapasitas diri mereka. Hal inilah, yang perlu dikuatkan kembali tentang pentingnya berliterasi di dunia digital.
“Karena kita pahami juga gaya belajar anak sekarang tidak baca buku, mereka justru menggunakan audio visual. Kalau ada apapun yang pertama mereka mencarinya ke YouTube, kalau masih penasaran baru mencari dalam bentuk teks. Teksnya pun masih dalam bentuk digital,” terangnya.(EP)