Indonesiainside.id, Jakarta – Rabithah Ma’ahid Indonesia (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berpandangan perlu adanya new normal yang disusun khusus untuk pesantren. Salah satunya dengan memperhatikan tradisi dan sistem pendidikan yang sudah berjalan selama ini.
“Yakni mampu menghindarkan pesantren dari bahaya wabah ini sekaligus memperhatikan realitas yang ada di pesantren,” kata ketua RMI-PBNU, Abdul Gaffar Rozin kepada Indonesiainside.id, Selasa (16/6).
RMI, kata dia, menghormati kebijakan pesantren yang sudah menerima kembali santrinya, karena memang sepenuhnya otoritas kyai atau pengasuh. RMI hanya berharap agar protokol karantina dan pengembalian santri ke pondok benar-benar dilaksanakan dengan konsisten.
“Pedoman pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) jika sudah terbit agar dijadikan bahan pertimbangan,” ujarnya.
Selain itu, pesantren yang sudah aktif diharapkan memberi pilihan kepada wali santri yang masih ragu mengembalikan anaknya ke pondok. Dengan begitu, para wali santri tidak merasa terbebani atas kondisi putra-putrinya.
“Perlu ada kelonggaran bagi santri yang sakit atau belum yakin aman untuk memilih belajar jarak jauh dari dari rumah,” tuturnya. (ASF)