Indonesiainside.id, Denpasar – Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menyadarkan masyarakat supaya patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. Selain sosialisasi melalui media massa, juga dilaksanakan dengan kampanye melalui ibu-ibu penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Hal ini tampak dari yang dilakukan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster yang mengajak masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan “Ingat Pesan Ibu 3M” harus terus digalakkan, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Sebelum ada vaksin, upaya pencegahan yang paling efektif adalah dengan menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” kata Putri Koster dalam dialog interaktif “Ingat Pesan Ibu 3M” di Denpasar, Kamis(3/12).
Menurutnya tagline “Ingat Pesan Ibu” sangat tepat karena biasanya perkataan ibu yang paling didengar dan dituruti oleh seseorang. Nasihat ibu adalah nasihat yang terbaik bagi anaknya dalam apapun juga.
Seorang ibu, menurutnya, tidak akan rela anaknya terjerumus atau terkena hal yang membahayakan akibat kecerobohan yang dilakukannya. Karenanya, ‘Ingat Pesan Ibu’ sangat tepat untuk dijadikan pedoman di kala pandemi ini.
Ditambahkannya, masyarakat tidak boleh kendor dalam menerapkan protokol kesehatan. Dari tiga hal yang mesti diterapkan itu, Putri Koster memberi penekanan pada protokol “menjaga jarak”. Jaga jarak pun tak selalu identik dengan jumlah orang yang berkumpul di suatu tempat.
“Yang terpenting adalah tidak berkerumun. Meskipun jumlah orangnya sedikit, tetapi jika duduknya berdekatan, itu berpotensi terjadi penularan. Sebaliknya, sekalipun jumlah yang berkumpul lebih banyak, tetapi setiap orang menjaga jarak satu dengan yang lain, itu akan memperkecil potensi penularan,” ucapnya.
Dirinya berharap pesan ibu 3M ini benar-benar diikuti dan dipatuhi oleh masyarakat untuk memutus rantai penularan sehingga pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan situasi bisa segera pulih.
Dirinya juga menyinggung keberadaan dan peran PKK di tengah pandemi. Ia menyebut, pandemi Covid-19 memang mempengaruhi hampir seluruh aktivitas masyarakat, tak terkecuali organisasi seperti TP PKK.
Dibatasi oleh aturan penerapan prokes, banyak program PKK yang tak berjalan optimal. Kendati demikian, ia berharap kader PKK tetap melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan keluarga.
“Ingat, pemberdayaan keluarga tak selalu identik dengan penambahan pendapatan. Upaya berhemat di masa pandemi juga merupakan bagian dari pemberdayaan,” katanya.
Putri Koster lantas mencontohkan program HATINYA PKK (Halaman Arsi Teratur Indah dan Nyaman) yang sangat relevan diterapkan dalam situasi pandemi.
Di tengah situasi pandemi, sebagian masyarakat memiliki lebih banyak waktu di rumah sehingga bisa menata halaman dan memberi manfaat ekonomi. “Misalnya, di dekat dapur tanam cabai atau sayuran. Dengan begitu, biaya untuk kebutuhan dapur bisa dihemat,” ucapnya.
Selain itu kader PKK juga bisa menjadi contoh perubahan perilaku di tengah pandemi. “Intinya adalah kegiatan yang berkaitan dengan penguatan keluarga seperti pembentukan karekter anak, edukasi pola hidup sehat dan lainnya,” ujarnya.
Ibu-Ibu PKK Bisa Jadi Penggerak 3M Plus
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster juga mengajak kaum ibu di Pulau Dewata dapat menjadi contoh dalam penerapan program “3M Plus” untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
“Saya yakin, jika para ibu menerapkan 3M Plus dengan penuh kasih, itu akan diikuti oleh anak-anak dan yang lain,” katanya, mengutip Antara.
Menurut istri Gubernur Bali itu, dirinya mengajak ibu-ibu turut mengkampanyekan gerakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Agar hasilnya lebih efektif, ia kemudian menambahkan “M” yang keempat yaitu “menerapkan 3M”.
Terkait dengan penerapan 3M Plus, dia mengajak kaum ibu untuk menjadi contoh, bukan hanya memberi contoh atau sekadar memberi pesan.
Perempuan yang dikenal sebagai seniman serba bisa ini juga tak bosan mengingatkan bahwa ancaman COVID-19 masih ada dan nyata adanya.
Oleh sebab itu, ia mengajak setiap orang menanamkan prinsip kewaspadaan. “Jangan sebaliknya, sekarang santai dan abai, lalu ketika kena jadi panik hingga menjadi stres dan kemudian menimbulkan penyakit lain. Karenanya, lebih baik kita waspada,” ujarnya.
Putri Koster pun mengajak semua pihak memberi perhatian secara seimbang pada upaya pencegahan dan penanganan penyakit lain yang sesungguhnya masih menjadi ancaman di masyarakat, seperti HIV/AIDS, diabetes, jantung, kanker dan lainnya.(EP)