Indonesiainside.id, Jakarta – Lembaga Pendidikan, Fatih Bilingual School, mengajak para pendidik dan pemerhati pendidikan untuk mencari strategi yang tepat agar transisi proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) menuju pembelajaran tatap muka di era new normal bisa berjalan dengan baik. Hal ini karena adanya ketimpangan mengakses pendidikan berkualitas selama pandemi dengan metode daring.
Merujuk pada keterangan dari para pemerhati dan ahli pendidikan, pelaksanaan BDR atau belajar daring ternyata memperlihatkan adanya ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas yang telah lama ada. Jurang ini pun semakin melebar di masa pandemi.
“Murid yang berada dalam situasi kurang beruntung berpotensi mengalami penurunan kemampuan belajar (learning loss).” kata Nurhadi Hafman, School Director Fatih Bilingual School, Jumat(1/1).
Ketimpangan pembelajaran yang terjadi di antara murid-murid dengan latar belakang sosial-ekonomi yang berbeda juga semakin melebar. Untuk mengatasi ketimpangan tersebut diperlukan strategi yang tepat dalam merespon efek disparitas BDR yang muncul ketika sekolah kembali melakukan tatap muka bertahap.
Dalam merumuskan strategi yang tepat menyambut masa tahun pembelajaran baru 2020/2021 diperlukan berbagai sudut pandang dalam melakukan evaluasi pembelajaran jarak jauh. Termasuk persiapan menuju masa transisi dalam pembukaan sekolah tatap muka kembali.
“Evaluasi dan saran itu bisa berasal dari bermacam kalangan seperti para guru, peneliti, orang tua, psikolog dan bahkan siswa sendiri.”katanya.
Karenanya, Fatih Bilingual School akan menyelenggarakan Konferensi Pendidik Nusantara (KPN), sebagai sarana untuk berdiskusi, berbagi praktik baik, dan untuk meningkatkan pemahaman para insan pendidikan dari seluruh Indonesia. Konferensi ini akan mengundang berbagai pembicara terkemuka, ahli, peneliti, pemerhati dan praktisi pendidikan yang akan berbagi keilmuan dan pengalaman dengan para peserta.
Kegiatan KPN ini dilaksanakan secara daring selama satu minggu dari tanggal 4 – 9 Januari 2021. Dengan menggunakan sistem daring kegiatan KPN diharapkan akan dihadiri oleh peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.
“Kami berharap teman-teman para pendidik di seluruh nusantara turut serta kegiatan daring ini,” kata Nur Wijayanto, Kepala Sekolah SMA Fatih Bilingual School.
Para peserta mempunyai kesempatan untuk mengikuti rangkaian webinar dengan sub-tema yang berbeda setiap hari.
Berbagai sub-tema diskusi yang akan dibahas diantaranya adalah Analisis BDR dan Persiapan Pembukaan Sekolah dalam Kenormalan Baru, Menjaga Kesehatan Mental dalam Institusi Pendidikan di Masa Pandem, Tantangan Menjaga Partisipasi Siswa dan Keterlibatan Orang Tua dalam Pembelajaran Daring atau Luring, Belajar dari Pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) selama Masa Pandemi, Belajar dari Pengalaman Orang Tua dari Negara-negara Dunia terkait Pendidikan Putra-Putrinya selama Pandemi dan Menjadikan Institusi Pendidikan sebagai Tempat Mengajarkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) di Masa Pandemi.
Selain itu, peserta juga akan mendapat gambaran proses kegiatan pembelajaran daring dari berbagai sekolah pelosok daerah di Indonesia, yang mana mereka menghadapi berbagai tantangan dalam proses pembelajaran daring.
Total ada 18 pembicara yang akan berbagi pada KPN kali ini dari berbagai kalangan dan profesi. Mereka adalah Dr. H. Yaswardi, M.Si., Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Kemendikbud, Indra Charismiadji, Executive Director Center for Education Regulations & Development Analysis (CERDAS), Florischa Ayu Tresnatri, M.I.DEc, Researcher at SMERU Research Institute, Anna Undarwati, Dosen Universitas Negeri Semarang, Ph.D candidate in Psychology, University of Hull Rossalina Lili, dr., Sp. KJ, Facilitator for PRH (Personality and Human Relations) Indonesia.
Nabila Ananda Kloping, Secretary of Research AMSA-Indonesia 2019/2020, Wida Yulia Virianda, M.Psi., Psikolog , Pengajar pada Prodi Psikologi FK Unsyiah, Psikolog Klinis Anak dan Remaja. Kemudian Brando Lubis, Business Development Manager at AMD Indonesia, Dianindah Apriyani, Senior Country Manager, Cambridge Assessment International Education Nisa Felicia Faridz, Executive Director of PSPK (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan), Dr. Samto, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus.
Farida Rachman, S. Psi, MM., Principal of Jakarta Emerald School, Lili Musyafa’ah, S.Pd., M.Pd, Praktisi, Konsultan Pendidikan ABK
Sankara Cinthadiliaga , University of Sussex, UK
Lindayani, Teacher at Scuola Materna Piccolo Principe, Monza Brianza, Lombardia, Italy
Sony Rospita Simanjuntak PhD-Law.
Juga Hilmar Farid, Ph.D, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud (in confirmation)
Suhaeni Kudus, Education Specialist – UNICEF Indonesia , Andhita Firsely Utami, Environmental Economist, The World Bank.
Untuk dapat mengikuti kegiatan KPN ini para peserta hanya perlu mengisi formulir pendaftaran di https://fatih.sch.id/konferensi-pendidik-nusantara. (EP)