Indonesiainside.id, Kuala Lumpur– Seperti cerita dalam sinetron, dua keluarga harus melalui kisah tragis ketika tiga bayi yang lahir 20 tahun lalu tertukar. Hal ini diyakini karena kelalaian petugas kesehatan di sebuah rumah sakit di Kota Bharu, Kelantan.
Parahnya, kejadian itu baru disadari saat Adryani Iwani Ibeni Yanin (20), dan ‘kembarannya’ Adryana Iwani (20), dan kembaran yang aslinya adalah Noratirah Husin (20), sudah dewasa dan dikonfirmasi pada September tahun lalu setelah melakukan tes deoxyribonucleic acid (DNA).
Adryani Iwani mengatakan, kejadian itu pertama kali terungkap ketika ia masih kelas empat saat mengikuti kamp motivasi. Ketika itu ia secara tidak sengaja bertemu dengan seorang siswa dari sekolah lain yang mengaku wajahnya identik dengan teman sekolahnya, Noratirah.
“Saya kemudian meminta foto Noratirah dari siswa sebelum dia membagikan akun Instagram Noratirah yang dikatakan identik dan seumuran dengan saya,” katanya dikutip Bernama, Senin (28/6). “Ketika saya memberi tahu hal itu kepada saudara perempuan saya, dia mengakui kesamaan yang jelas di wajah kami, tetapi mama (panggilan untuk ibu) memiliki pandangan yang berlawanan, menyebabkan saya tidak peduli setelah itu dan menganggapnya sebagai dua tahi lalat yang mirip,” tambahnya.
Datang ke Supermarket
Namun, seperti yang telah ditakdirkan, mereka akhirnya bertemu untuk pertama kalinya secara langsung di Jom Masuk U Carnival di sebuah supermarket di Kota Bharu pada Maret 2019. Kejadian ini menyebabkan kekduanya tercengang satu sama lain.
“Saya kaget, sebelumnya saya hanya mendengar dari teman-teman bahwa ada orang yang berwajah sama dengan saya, lihat, eh… memang benar ada orang yang berwajah sama dengan saya. Saya belum pernah menghadapi hal seperti itu sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya, akibat terkejut, masing-masing hanya saling pandang dan berlalu tanpa menyapa, namun kejadian ini diperhatikan teman-temannya yang lain. Dia mengatakan insiden itu tidak berakhir di sana dan itu berlangsung hingga Agustus tahun lalu ketika seorang teman memberi tahu bahwa tanggal lahirnya sama dengan Noratirah pada 19 Agustus setelah dia mengunggah di media sosial foto perayaan ulang tahunnya yang diadakan di rumah.
Menurutnya, Noratirah kemudian menghubunginya melalui Instagram dan mulai dari itu banyak hal yang dibicarakan dan ditemukan. Terlalu banyak kesamaan keduanya untuk dianggap sebagai suatu kebetulan yang menyebabkan mereka memutuskan untuk melakukan tes DNA.
Tes DNA
“Setelah berdiskusi, kedua keluarga sepakat untuk melakukan tes DNA di Rumah Sakit Universiti Sains Malaysia (HUSM) Kubang Kerian, Kelantan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kami,” katanya.
Mahasiswa D3 Keperawatan ini menjelaskan, tes DNA dilakukan dengan sampel darah yang melibatkan dirinya, ibunya Siti Aminah Ismail (66), Adryana Iwani, Noratirah dan ‘ayah’ Noratirah, Husin Omar. “Ketika hasilnya keluar, kami sangat kaget terutama mama yang duduk dan menangis setelah mengetahui bahwa hasil tes DNA 99,99 persen menunjukkan saya dan Noratirah adalah anak kembar, anak dari Ibeni Yanin Mohd Salleh dan Siti Aminah.
“Adryana Iwani yang sebelumnya terdaftar sebagai pasangan kembar saya adalah anak kandung dari Husin Omar dan Rahmah Isa (meninggal tahun 2018) yang sebelumnya telah membesarkan Noratirah,” ujarnya.
Sementara itu, adik Adryani Iwani, Ayu Haryani, 42 tahun, mengatakan ibu mereka menginformasikan bahwa dokter yang bertugas tidak pernah memberi tahu apakah si kembar yang lahir saat itu adalah kembar identik atau sebaliknya. “Tapi karena ada name tag di kaki mereka berdua nama mama, jadi keluarga kami tidak pernah memikirkannya dan menganggap mereka bukan kembar identik,” ujarnya.
Ayu Haryani menuturkan berdasarkan catatan di akta kelahiran, Noratirah lahir pada pukul 1.14 WIB, disusul Adryana Iwani pada pukul 1.27 WIB, dan kemudian Adryani Iwani pada pukul 1.34 WIB. Menurutnya, ketika hasil tes DNA diketahui, ibu mereka tidak bisa menerimanya dan pada tahap awal, hal itu tidak diungkapkan kepada siapa pun karena khawatir akan berdampak psikologis, terutama pada Adryana Iwani.
Dikatakannya, meski hasil tes DNA sudah diketahui, Ayu Haryani mengatakan keluarganya tetap menganggap Adryana Iwani bagian dari sembilan saudara kandungnya dan akan memintanya untuk terus hidup bersama karena saudara-saudaranya yang lain semuanya sudah menikah. “Ibu kandungnya telah tiada sedangkan ayahnya meninggal dunia setelah dua bulan menjalani tes DNA,” katanya seraya menambahkan bahwa pihak keluarga telah menunjuk seorang pengacara dan kini sedang dalam proses menempuh jalur hukum terhadap pihak yang bersangkutan.
Sementara itu, Noratirah yang sebelumnya tinggal bersama ‘ayahnya’ di Kampung Pulau Kundur, Kota Bharu, pindah tinggal bersama keluarga kandungnya di Kampung Langgar, Kota Bharu sejak Januari lalu.
Memeriksa Dokumen
Terkait hal itu, Rumah Sakit Raja Perempuan Zainab II (HRPZ II) pada Senin (28/6) menyatakan akan memeriksa semua dokumen terkait. Termasuk untuk menemukan petugas kesehatan yang terlibat sebelum memastikan kisah kembar identik yang diduga karena kelalaian petugas.
Direktur HRPZ II Datuk Dr Selasawati Ghazali mengaku pihaknya juga ‘kaget’ saat membaca cerita tersebut. Namun ia mengaku butuh waktu untuk menemukan dokumen terkait sebelum menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi.
“Pada dasarnya berkas-berkas pasien yang khusus melibatkan pediatri ini disimpan selama 21 tahun, tapi kami tahu HRPZ II ini terlibat banjir besar pada 2004 dan 2014, pada 2014 hampir 300.000 dokumen kami dibuang,” katanya. “Namun, saya akan berusaha mencari dokumen terkait sekarang, tentu kami akan menyelidiki masalah ini seperti yang dikatakan Direktur Departemen Kesehatan Negara Kelantan (Datuk Dr Zaini Hussin) kemarin,” katanya. (NE)