Indonesiainside.id, Jakarta – Pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) masih menjadi kendala di banyak siswa dan orang tua. Pasalnya, tak sedikit peserta didik merasa bosan dan orang tua pun dibikin bingung akibat PJJ.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan pembelajaran secara daring harus dilakukan secara menyenangkan. Pembelajaran dan penilaian harus dilakukan secara terintegrasi, yang terdiri dari penilaian hasil belajar, asesmen diagnostik, dan proses pembelajaran itu sendiri.
“Pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa tidak merasa bosan, meskipun pembelajaran dilakukan secara daring,” ujar Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat SMA Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek, Junus Simangunsong, dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (29/7).
Berikut enam tips pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar tidak merasa bosan:
- Peserta didik terlibat dalam semua proses pembelajaran
- Materi ajar kontekstual atau menarik jika dihubungkan dengan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan riil
- Ada umpan balik dari guru atau peserta didik dibuat merasa diperhatikan
- Peserta didik dihargai, menerima masukan, dan memperoleh nilai
- Pembelajaran dilakukan dengan belajar dan bermain serta mempraktikkan secara langsung.
- Pembelajaran bermakna, yang mana pesan dan arti dari pembelajaran yang ingin disampaikan bermanfaat bagi peserta didik.
Selain pembelajaran yang menyenangkan, sekolah juga harus rutin melakukan asesmen secara berkala untuk memantau dampak pandemi pada siswa. Pemantauan tersebut bertujuan untuk memantau siswa yang paling berpotensi tertinggal. Asesmen nonkognitif ditujukan untuk mengukur aspek psikologi dan emosional anak, kesejahteraan psikologi dan sosial siswa, aktivitas selama belajar dari rumah, dan kondisi keluarga siswa.
Sementara asesmen diagnostik kognitif bertujuan untuk menguji kompetensi dan capaian pembelajaran anak, mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik, hasil asesmen menjadi dasar pilihan strategi pembelajaran, dan memberikan remidial atau pelajaran tambahan untuk peserta yang paling tertinggal.
“Asesmen ini harus dilakukan secara berkala, agar sekolah dapat mengetahui kondisi siswa saat pandemi Covid-19,” katanya. (Aza/Ant)