Indonesiainside.id, Jakarta—Umumnya wanita suka pekerjaan bergengsi. Namun Alexandria Bowser adalah jenis wanita berbeda.
Alexandria Bowser menginginkan pekerjaan impiannya untuk bisa bekerja di kamar mayat sejak dia berusia 11 tahun, sesuatu yang sekarang telah dia capai. Wanita muda itu mengatakan kamar mayat adalah tempat yang “sangat positif”, terlepas dari kematian yang dia temui setiap hari.
“Saya ingat hari itu dengan jelas, saya berusia 11 tahun dan saya ditanya oleh ibu saya apakah saya ingin menonton film dokumenter ini di televisi yang sebenarnya merupakan pemeriksaan post mortem pertama yang disiarkan langsung di televise,” kutip Express.uk. “Saya benar-benar terpesona dengan proses anatomi dan setelah itu saya tahu di sana dan kemudian itulah yang ingin saya lakukan ketika saya dewasa. Ibuku tidak bisa mempercayainya,” katanya.
Pemeriksaan post mortem digunakan untuk menentukan bagaimana seseorang meninggal dan apakah ada dugaan keterlibatan pihak ketiga dalam kematian mereka. Biasanya dilakukan oleh teknolog patologi anatomi, seperti Browser yang akan memeriksa identifikasi dan keadaan kematian dan menyelesaikan pemeriksaan eksternal pasien – seperti mendokumentasikan luka dan bekas luka.
Pekerjaan idaman ini, menurut Browser, berawal setelah dia menonton film dokumenter yang menampilkan otopsi pada mayat. Sejak memperhatikan film ini membuatnya jatuh cinta dengan lapangan.
“Saya terkesan dengan prosesnya dan saya mulai bercita-cita untuk bekerja di lapangan. Bahkan ibu saya sepertinya tidak percaya,” katanya dikutip Daily Star.
Sekarang dia mewujudkan mimpi itu dan ditugaskan untuk melakukan otopsi pada mayat di tempat kerjanya. Bahkan, ia juga harus melakukan pemeriksaan jenazah secara menyeluruh untuk keperluan dokumentasi. (NE)