Indonesiainside.id, Jakarta – Wahyu Raihan, alumnus penerima beasiswa dari Sekolah Global Sevilla bisa menjadi contoh siswa-siswa lainnya di Indonesia di masa pandemi. Wahyu yang terbatas secara ekonomi pantang menyerah dengan keadaan orang tuanya.
Hal inilah yang membuatnya mendapatkan beasiswa di sekolah favorit Global Sevilla School dan akhirnya mendapat beasiswa dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) setelah berhasil tembus di salah satu PTN favorit di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung tahun ini melalui SBMPTN.
“Dengan latar belakang keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, saya sangat bersyukur mendapatkan pendidikan yang cukup memadai, dengan adanya hal ini bisa menjadi kesempatan emas bagi saya untuk dapat meningkatkan derajat keluarga saya,” kata Wahyu, Selasa(17/8).
Dituturkannya, orang tuanya, Triyono, sehari-hari bekerja sebagai teknisi air conditioner dan ibunya Endang Suwartini hanya seorang ibu rumah tangga. Dengan kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan anak sulung tiga bersaudara ini bertekad untuk mengangkat derajat keluarganya di masa depan.
“Saya ingin membuat orang tua bangga dan bahagia melihat anaknya berhasil. Apalagi saya ini sulung dari tiga bersaudara,” katanya.
Pantang surut dengan kondisi yang ada, kedua orang tua Wahyu selalu mendukung apa yang menjadi hobi, minat, dan bakat anaknya. Kebetulan Wahyu yang menyukai seni rupa, selalu dibelikan peralatan untuk melukis dan diberi kebebasan untuk memilih menekuni apa yang disukai.
Namun, perjuangan Wahyu menjadi penerima beasiswa tidak semulus yang dibayangkan. Nilai ijazah SD yang rendah sempat membuatnya tidak memenuhi syarat masuk SMP Negeri sehingga akhirnya terpaksa masuk SMP Swasta. Masalah kemudian muncul karena tidak mempunyai biaya yang cukup untuk melanjutkan sekolah hingga jenjang di atasnya.
Hal inilah yang mendorong Triyono, ayahnya, kemudian memasukkan Wahyu ke Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Yayasan ini membuka kerja sama dengan Global Sevilla School untuk memberikan beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi.
Wahyu yang berminat dengan peluang tersebut, kemudian bekerja keras dan giat belajar agar bisa memenuhi syarat mendapatkan beasiswa. Kerja kerasnya membuahkan hasil yaitu mendapatkan Ranking 3 besar di kelasnya. Prestasi itu dipertahankan sampai kelas 10, dan Ketika ikut seleksi penerimaan Beasiswa dari Global Sevilla School Wahyu berhasil lulus seleksi.
“Mendapatkan beasiswa di Global Sevilla School, merupakan kesempatan yang sangat besar bagi saya. Pasalnya di sekolah ini diri saya dapat berkembang pesat dan jauh lebih maju dari sebelumnya,” kata Wahyu Raihan.
Dijelaskannya, sistem pembelajaran dan fasilitas di Global Sevilla memungkinkan siswa untuk mampu mengembangkan potensi dirinya. Hal ini didasari oleh metode pembelajaran yang efektif yang diberikan oleh para guru, dan kelas yang kondusif.
“Ada fasilitas yang memadai membuat saya dapat lebih optimal lagi untuk mengembangkan bakat dan potensi diri,” katanya.
Di sisi lain, sekolah juga transparan melaporkan perkembangan kepada orang tua murid, sehingga mengetahui apa saja progress yang terjadi pada anaknya dalam hal akademik maupun non akademik. Dukungan dan lingkungan yang diciptakan ini mampu mengubah diri anak didik yang sebelumnya belum menemukan potensi diri yang sesungguhnya.
“Peran sekolah disini sangat besar, mulai dari membimbing saya menemukan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat saya, sampai sekolah memberikan instruksi bagaimana proses-proses yang harus dilalui untuk masuk ke dalam perguruan tinggi. Selain itu fasilitas yang memadai membuat bakat dan minat saya semakin terasah untuk persiapan jenjang kuliah nanti,” ujarnya lagi.
Menurut Wahyu, kepekaan sekolah dalam mengembangkan bakat dan minat anak didik menjadikan para murid lebih memiliki tujuan ke depan yang tertata. Selain itu, ketersediaan layanan konsultasi yang dapat menjadi penuntun dalam menemukan bidang apa yang cocok untuk digeluti di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Alhasil saat ini saya berhasil mendapatkan status mahasiswa di ISBI dengan jurusan Seni Murni,” kata milenial yang punya cita-cita menuntaskan sekolah hingga gelar master ini.
Selain itu di Global Sevilla School, sekolah selalu menerapkan latihan mindfulness di setiap kegiatan dan kesempatan. Latihan ini membuat tubuh mengalami kondisi di mana kesadarannya lebih tenang dan membantu perkembangan kreatifitasnya. Juga setiap keputusan diambil dan dipikirkan dengan tenang, matang, konsentrasi, sehingga putusan yang diambil bisa lebih tepat.
“Program mindfulness ini sangat membantu saya menata rencana dan tujuan setiap harinya, pengendalian diri penuh yang selalu diajarkan di sekolah membuat saya benar-benar fokus dalam mengambil setiap keputusan yang saya buat, agar mendapatkan hasil yang maksimal,” ujarnya.
Bakat Wahyu Raihan di bidang seni bisa dilihat dari berbagai prestasi yang didapatkan seperti Juara 2 Lomba Poster yang diselenggarakan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), juara 1 Lomba Poster yang diselenggarakan oleh Konsorsium Pertanian Indonesia, juara 1 Lomba Desain Masker yang diselenggarakan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa pada momentum Hari Perempuan, juara 3 Lomba Poster, dengan tema hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh Universitas Delihusada.
Wahyu juga melakukan persiapan yang sangat matang dalam berjuang pada seleksi pemilihan masuk PTN di Institut Seni Budaya Indonesia Bandung. Hal pertama dilakukan adalah mengimbangi kegiatan sekolah dengan persiapan seleksi masuk. Lalu latihan membuat portofolio setiap malam paling sedikit 1 gambar.
“Saya mencari-cari referensi, pengalaman dari orang-orang yang sudah berhasil tembus ke PTN melalui moda YouTube. Juga rajin mencari informasi mengenai beasiswa dari pemerintah yaitu KIP (Kartu Indonesia Pintar). Semuanya saya urus sendiri dengan penuh perjuangan hingga akhirnya berhasil,” katanya.
Kisah Wahyu menjadi gambaran ideal tentang program Merdeka Belajar yang dicanangkan Mendikbudristek Nadiem Makarim. Yakni memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stres dan tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka, sehingga mereka masing-masing mempunyai portofolio yang sesuai dengan kegemarannya.(Nto)