Indonesiainside.id, Ankara—Persentase populasi lansia dunia diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi 1,5 miliar terdiri dari mereka yang berusia di atas 65 tahun pada tahun 2050, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Orang berusia 60 tahun ke atas terdiri dari 12,3 persen dari populasi dunia dan pada tahun 2050, jumlah itu diperkirakan akan meningkat hampir 22 persen.
“Peningkatan tajam diprediksi di negara-negara kurang berkembang, jumlah orang berusia 65 tahun ke atas meningkat dari 37 juta pada 2019 menjadi 120 juta pada 2050 (225 persen),” kata Dana Kependudukan PBB dalam sebuah pernyataan dikutip Anadolu Agency.
“Semua wilayah akan mengalami peningkatan populasi lansia antara 2019 dan 2050. Peningkatan terbesar (312 juta) diproyeksikan di Asia Timur dan Tenggara, naik dari 261 juta pada 2019 menjadi 573 juta pada 2050,” lapor Anadolu.
Sementara peningkatan tercepat terjadi di Afrika bagian utara dan Asia Barat, peningkatan diperkirakan lebih rendah di Australia, Selandia Baru, Eropa, dan Amerika Utara. Pada tahun 1990, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Lansia Internasional untuk meningkatkan kesadaran tentang standar kesehatan dan kehidupan sosial kelompok tersebut.
Tema tahun ini, ‘Digital Equity for All Ages’ bertujuan untuk menyadarkan dunia akan perlunya akses dan partisipasi lansia di dunia digital. “Warga lanjut usia sering kali dibiarkan terisolasi selama pandemi. Mereka juga berisiko tinggi menjadi korban ancaman kejahatan dunia maya.
“Kita perlu bekerja untuk meningkatkan keterampilan digital di kalangan manula untuk kesejahteraan mereka,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Karena itu, dia menyerukan kebijakan, strategi, dan tindakan yang lebih inklusif yang diperlukan untuk mencapai kesetaraan digital untuk segala usia. (NE)