Oleh: Nurcholis |
Menutup masa lalu, Filipina membentuk Pemerintah Transisi Bangsamoro (BTA). Haji Murad Ebrahim diangkat jadi Menteri Besar, diharap membawa kedamaian Muslim Mindanao
Indonesiainside.id, Jakarta — Pemerintah Filipina hari Jumat menyerahkan administrasi wilayah yang didominasi Muslim kepada para pemimpin gerilyawan yang melancarkan perang panjang untuk menuntut otonomi, tetapi sekarang ditugaskan untuk mencapai perdamaian dan kesejahteraan.
Presiden Rodrigo Duterta, secara pribadi menyaksikan sumpah Haji Murad Ebrahim, pemimpin kelompok gerilyawan Islam terbesar di negara itu, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), sebagai Menteri Besar Pemerintah Transisi Bangsamoro (BTA) sementara pada upacara simbolis di Manila hari Jumat.
“Dari pemimpin pemberontak separatis, ketua Front Pembebasan Islam Moro (MILF) Haji Murad Ebrahim sekarang menjadi kepala sementara Pemerintah Transisi Bangsamoro yang baru dibentuk atau BTA,” demikian tulis laman Philstar.com, Sabtu (23/2).
BTA nantinya akkan mengawasi transisi dari Daerah Otonomi Muslim Mindanao ke Bangsamoro ARMM yang baru dibuat, dimana akan mengelola 5 wilayah di Mindanao, hingga pemerintah secara definitif terpilih pada tahun 2022.
Pengambilan sumpah kepada Haji Murad Ebrahim dilakukan setelah para pemilih mendukung pembentukan negara Bangsamoro di selatan negara itu, sebuah pertemuan puncak perdamaian untuk mengakhiri pemberontakan para gerilyawan yang telah merenggut 150.000 nyawa sejak tahun 1970-an.
Duterte dan Murad, mengatakan mereka berharap kesepakatan itu akan membantu melawan kebangkitan militan Islam di Mindanao.
Diambil sumpahnya di Malacañang, Presiden Duterte mendesak BTA bekerja untuk penonaktifan secara cepat MILF.
“Selalu bekerja demi kepentingan dan kesejahteraan terbaik, tidak hanya bagi orang Bangsamoro, tetapi setiap orang Filipina yang tinggal di wilayah itu,” kata Duterte kepada para pejabat BTA dan sekitar 500 orang berkumpul di Aula Rizal.
“Saya percaya bahwa Anda akan mengawasi periode transisi dengan kemampuan terbaik Anda, terutama dalam penonaktifan senjata api dan mantan kombatan,” katanya.
Meski jalan menuju perdamaian sudah lama dan berliku-liku, Duterte mengaku senang kita akhirnya mencapai titik akhir.
“Jalan menuju perdamaian mungkin panjang dan sulit, tetapi saya senang kita akhirnya mencapai titik akhir,” kutip AFP.
“Sebagian besar dari kita ingin melihat akhir dari kekerasan di Mindanao dan telah menyebabkan banyak kematian sia-sia,” kata Duterte dalam pidatonya setelah bersumpah pada anggota lain dari pemerintahan transisi Bangsamoro, mayoritas MILF yang terpilih.
BOL mengamanatkan pembentukan Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao (BARMM) untuk menggantikan Daerah Otonom yang ada di Muslim Mindanao (ARMM).
“Satu-satunya harapan saya adalah kita mengistirahatkan kenangan pahit di masa lalu sehingga kita dapat membangun wilayah baru yang tidak terikat oleh afiliasi etnis atau agama, tetapi dengan aspirasi bersama untuk hidup berdampingan secara damai di antara sesama warga Filipina,” katanya .
Dia juga menekankan bahwa pendirian BARMM bukan hanya pemenuhan janji kampanye.
“Itu akan menjadi realisasi dari keinginan kolektif kita. Ini akan menjadi perwujudan dari semua impian kita dan mengakhiri perjuangan bersenjata selama beberapa dekade yang menghambat pertumbuhan wilayah yang juga saya anggap sebagai rumah saya, ”kata Duterte.
Dia menyatakan harapan bahwa perdamaian dan pembangunan yang tulus di wilayah ini dapat dicapai.
“Sekarang setelah kami menyadari aspirasi kami, percayalah, kami di Mindanao berbagi nilai-nilai kami, kami ingin mengakhiri kekerasan yang tidak menghasilkan apa-apa,” kata Kepala Eksekutif ini.
Orang-orang Bangsamoro, ia menekankan, dijamin kenyamanan dan perlindungan dalam pelaksanaan aturan hukum di bawah pemerintahannya.
“Aku berikan kepadamu kehormatanku,” katanya, mengutip apa yang disebutnya adalah buah dari beberapa pertemuan dan malam-malam panjang diskusi membahas BOL.
“Hari ini, saya berterima kasih kepada Allah atas rahmatnya dan atas pengertiannya tentang umatnya,” tambahnya.
Kemaslahatan Bangsamoro
Dengan adanya BOL, ia mengatakan orang-orang Bangsamoro akan mendapat manfaat lebih banyak dari karunia tanah dan sumber daya mereka.
“Saya harap kita bisa mengakhiri ini … dan saya jamin, ada satu masalah yang kontroversial, sumber daya, itu juga masalah Anda,” katanya, merujuk pada Linguasan Marsh yang ia bersumpah akan menguntungkan warga Mindanao.
“Kita menyingkirkan ketamakan. Kami menghilangkan penindasan dan terutama kami mencoba. Kami selalu dapat mencoba; terkadang itu bisa dilakukan, kadang tidak bisa dicapai. Tetapi saya berdoa agar kita akan mengakhiri kebencian yang merasuki hidup kita selama bertahun-tahun, ”kata Presiden Duterte.
Liguasan Marsh (lĬgwəsän´, lĬgwä´sän), adalah daerah rawa-rawa dengan luas 25 mil (40 km) panjang dan 20 mil (30 km) lebar, sepanjang Sungai Pulangi, Mindanao Tengah, Filipina.
Liguasan secara harfiah tanah rawa kaya “kotor”. Beberapa bahkan menyebutnya ” “Arab heartland” of the Moros (pemukiman Arab Bangsa Moor) di Mindanao, membandingkannya dengan wilayah kaya minyak yang pernah direbut IS di di Irak dan Suriah. Di tempat ini diakui pula ada sumber gas alam, dimana kehadiran gas di Maguindanao dikukuhkan oleh proyek eksplorasi minyak Tukanakuden oleh The Philippine National Oil Co pada tahun 1997.
Duterte mengakhiri pidatonya dengan meneriakkan “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar) untuk menyatakan komitmennya pada perjuangan Muslim Filipina.
Ketua Panel Perdamaian MILF, Mohagher Iqbal dan Komandan Brigadir MILF, Abdullah Goldiano Makapaar bin Sabbar – juga dikenal sebagai Komandan Bravo – bergabung dengan para pemimpin Muslim lainnya dalam menyaksikan semalam deklarasi seremonial hasil kampanye kanvas BOL oleh Komisi Pemilihan (Comelec).
Tak lupa Gloria Macapagal-Arroyo bersama dengan Senator Juan Miguel Zubiri, Aquilino Pimentel III dan Richard Gordon, mantan penasihat perdamaian Jesus Dureza dan tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam pembuatan Undang-Undang Organik Bangsamoro (BOL) hadir pada saat pengambilan sumpah.
Sebelumnya di malam hari, Duterte juga bersumpah di hadapan 80 anggota BTA, dibentuk untuk melayani sebagai pemerintah sementara BARMM.
Mereka akan mengelola BARMM selama tiga tahun atau sampai pejabat baru yang terpilih mengambil alih pada tahun 2022.
Dia juga mengakui peran Dureza dalam mencapai perdamaian di Mindanao sebagai penasihat presiden mengenai proses perdamaian sebelum mantan kepala militer Carlito Galvez mengambil alih jabatannya.
“Keberanian dan tekad Bangsamoro tidak akan sia-sia karena pemerintah bekerja untuk mewujudkan hidup bersama yang damai antara Muslim dan Kristen di Mindanao,” katanya.
BTA terdiri dari perwakilan dari berbagai kelompok Muslim dan non-Muslim, masyarakat adat, perempuan, pemuda, komunitas pemukim dan pemimpin tradisional.

Galvez mengatakan acara kemarin “menandai langkah besar lain menuju aspirasi yang telah lama dipegang saudara-saudari Moro kita untuk otonomi yang tulus dan bermakna.”
“Melalui BTA, orang-orang Bangsamoro akan memiliki suara yang lebih kuat dan memiliki kekuatan untuk menentukan arah perkembangan mereka sendiri,” kata Galvez dalam pidatonya.
Setengah Abad Berjuang
Sebagaimana diketaui, MILF yang dipimpin Murad menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pada 2014, dan tahu kemudian, Filipina mengeluarkan undang-undang tentang pembentukan distrik administratifnya sendiri, yang kemudian dikonfirmasi oleh para pemilih.
Murad dan anggota-anggotanya akan membentuk kabinet serta mengesahkan undang-undang sampai pengaturan sementara berakhir dengan pemilihan parlemen regional pada bulan Mei 2022.
Selama masa pemerintahan Murad, beberapa dari lebih dari 10.000 pejuang diharapkan untuk meletakkan senjata mereka masing-masing sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perjanjian damai.
Pemberontakan dimulai pada awal 1970-an sebagai upaya untuk memisahkan diri dari Filipina dan menjadi wilayah otonomi Muslim di Mindanao, kutip AFP.
Bagaimanapun, usaha Filipina yang menyerahkan kontrol teritorial Islam baru kepada para pemimpin separatis di Filipina selatan yang telah berjuang hampir setengah abad, untuk mendapatkan pemerintahan yang lebih otonom bisa membawa kedamaikan kedua pihak. (cak)