Oleh: Nurcholis |
Pelanggaran HAM tidak boleh ditutupi dengan alasan memerangi terorisme, kata juru bicara partai yang berkuasa di Turki
Indonesiainside.id, Jakarta — Turki mengikuti perkembangan perlakuan otoritas Cina terhadap Turki Uighur dengan keprihatinan, kata juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa, Senin.
“Sekali lagi, kami menyatakan bahwa kepekaan kami terhadap Turki Uighur masih hidup, kami mengikuti isu ini dengan keprihatinan dan menyerukan kepada dunia untuk mengikuti isu ini juga,” kata Omer Celik pada pertemuan partai.
Celik menekankan bahwa Turki mendukung integritas teritorial dan keamanan Cina.
Namun, dia menambahkan bahwa pihaknya tidak puas dengan penjelasan tentang Turki Uighur.
“Ini adalah fakta bahwa banyak orang ditahan di kamp konsentrasi, banyak dari mereka tewas dan banyak dari mereka masih hilang,” ujar Celik dikutip Anadolu.
“Kami memiliki kapasitas dan pengalaman untuk memahami sensitivitas masalah memerangi terorisme. Namun, pelanggaran hak asasi manusia tidak seharusnya ditutup dengan alasan memerangi terorisme,” tambahnya.
Wilayah Xinjiang Cina adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur.
Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas Cina melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi
Menurut pejabat AS dan ahli PBB, sekitar 1 juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di wilayah Xinjiang Cina, kini dipenjara dalam “kamp pendidikan ulang politik” yang terus berkembang.
Dalam sebuah laporan September lalu, Human Rights Watch menuduh pemerintah Cina melakukan kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.
Menurut laporan setebal 117 halaman itu, pemerintah Cina melakukan penahanan, penyiksaan dan penganiayaan massal terhadap warga Uighur di wilayah tersebut. (cak)