Oleh: Nurcholis|
Netanyahu mengutuk orang-orang Arab – Israel (merupakan 17,5 persen dari populasi Israel)sebagai upaya meningkatkan simpati sayap kanan untuk meraih suara dalam pemilihan
Indonesiainside.id, Jakarta-Turki hari Selasa menyifatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sebagai ‘rasis secara terang-terangan’ selepas mengakui Israel adalah ‘negara untuk Yahudi saja’ dan bukan untuk semua warganya.
Saya mengutuk keras rasisme dan diskriminasi yang mencolok ini,” Juru Bicara Kepresidenan İbrahim Kalın menulis di akun Twitter resminya baik dalam bahasa Turki maupun Inggris.
“1,6 juta orang Arab / Muslim tinggal di Israel. Akankah pemerintah Barat bereaksi atau diam di bawah tekanan lagi?” Dia bertanya.
Dikutip hurriyetdailynews.com, Juru Bicara Kepresidenan itu secara tegas menyelar kenyataan Netanyahu itu yang bersifat rasisme dan diskriminasi.
Sehari sebelumnya, Benjamin Netanyahu sempat melontarkan pernyataan yang rasis mengenai negara yang dia pimpin. Dalam komentar di Instagram, Netanyahu mengatakan semua warga negara, termasuk keturunan Arab, memiliki hak yang sama, tetapi ia merujuk pada undang-undang kontroversial yang disahkan tahun lalu yang menyatakan Israel hanya sebagai negara bagi warga Yahudi.
“Israel bukan negara untuk semua warganya,” tulisnya dalam menanggapi kritik dari aktor Israel, Rotem Sela, seperti dikutip The Guardian. “Menurut hukum kewarganegaraan dasar yang kami berikan, Israel adalah negara dari warga Yahudi, dan hanya itu.”
Tahun 2016, Israel dan Turki mengakhiri keretakan yang dipicu oleh penyerbuan penjajah atas relawan kemanusiaan dalam Kapal Mavimarmara menuju Gaza yang menewaskan 10 aktivis Turki dan menyebabkan retaknya hubungan diplomatik kedua negara.
Netanyahu telah dituduh para kritikus mengutuk orang-orang Arab – Israel, yang merupakan 17,5 persen dari populasi, dalam upaya untuk meningkatkan jumlah pemilih sayap kanan untuk meraih pemilihan bulan April mendatang.
Sebagaimana diketahui, warga Arab-Israel adalah warga Palestina yang tetap tinggal di tanah mereka setelah pendirian ‘Israel’ tahun 1948 dan sebagian besar mendukung tujuan Palestina. (cak)