Oleh: Nurcholis |
Indonesiainside.id, Jakarta–Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Moskow pada hari Ahad dalam sebuah demonstrasi kecil yang mendukung wartawan investigasi Ivan Golunov dan mengecam penyalahgunaan kekuasaan atas penangkapan dengan tuduhan narkoba.
Wartawan berusia 36 tahun yang dikenal karena mengekspos korupsi di kalangan pejabat Moskow, dibebaskan setelah protes oleh para pendukung yang mengatakan ia dijebak oleh polisi yang korup, kutip AFP.
Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev mengumumkan pada 11 Juni bahwa tuduhan terhadap Golunov dibatalkan karena kurangnya bukti bahwa ia melakukan kejahatan, dan perempuan berusia 36 tahun itu.
Jurnalis yang mengkritik otoritas Rusia telah memimpin keberadaan yang berbahaya sejak 1990-an.
Unjuk rasa tanpa pada 12 Juni, sehari setelah dia dibebaskan, menyebabkan lebih dari 500 penahanan, termasuk politisi oposisi Alexei Navalny.
Tetapi acara hari Ahad diberi lampu hijau, menimbulkan pertanyaan apakah pemerintah Presiden Vladimir Putin berusaha menyediakan katup pengaman untuk kemarahan publik.
Rapat umum itu, yang diserukan oleh Uni Jurnalis Rusia dan dinamai “Keadilan dan Kejujuran untuk Semua Orang”, telah menarik beberapa ratus orang menjelang sore, kata seorang saksi mata Reuters. Kantor berita negara, TASS mengutip polisi yang mengatakan sekitar 1.600 ada di sana.
Programmer komputer Sergey, 28, mengatakan ia hadir dengan harapan protes itu akan membantu menghentikan orang lain menggunakan obat-obatan terlarang karena ia yakin telah terjadi pada Golunov. “Seseorang harus (protes),” katanya, mencatat sejumlah kecil di rapat umum.
Kamis lalu, aparat menangkap sebanyak 500 orang, termasuk tokoh oposisi Alexei Navalny, ditangkap Kepolisian Rusia karena menyerukan hukuman kepada polisi yang terlibat dalam penjebakan kasus jurnalis Ivan Golunov.
Seorang saksi mata mengatakan, setidaknya tiga polisi mengikat politisi Navalny dan membawanya ke sebuah truk.
Dalam pernyataannya, Navalny dituduh kepolisian sebagai penggagas demo, dikutip dari AFP, Kamis 13 Juni 2019.
Putin memecat dua jenderal polisi atas kasus tersebut pada hari Kamis, dan petugas lain yang terlibat telah ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan. (cak)