Oleh: Nurcholis |
Indonesiainside.id, Jakarta–Bosnia menandai peringatan 24 tahun pembantaian (genosida) Srebrenica 1995 pada hari Kamis dengan menguburkan 33 korban yang baru diidentifikasi dalam sebuah pemakaman massal.
Pembantaian oleh orang-orang Serbia Bosnia di Bosnia dan Herzegovina timur pada tahun 1995 menewaskan lebih dari 7.000 anak lelaki dan laki-laki Muslim Bosnia.
Setiap tahun, tepat pada tanggal 11 Juli, para korban yang diidentifikasi dimakamkan di pemakaman peringatan di Potocari, Bosnia timur.
Setelah pemakaman hari Kamis, jumlah pemakaman di kuburan missal telah meningkat menjadi 6.643.
Osman Cvrk, yang baru berusia 16 tahun ketika dia terbunuh, menjadi korban termuda yang akan dimakamkan tahun ini.
Saha Cvrk, korban tertua, berusia 82 tahun, adalah satu-satunya wanita yang dimakamkan pada upacara tahun ini.
Sisa-sisa 33 korban sedang diangkut dengan truk dari kota Visoko, Bosnia ke Potocari, kutip TRTWorld.
Bagaimana pembantaian itu terjadi?
Etni Bosnis atau juga dikenal bosniak banyak menjadi korban pembantaian setelah pasukan Serbia Bosnia menyerang “daerah aman” PBB di Srebrenica pada Juli 1995, kendati ada pasukan Belanda yang ditugaskan sebagai penjaga perdamaian internasional kala itu.
Pasukan Srebrenica dikepung oleh pasukan Serbia yang berusaha merebut wilayah dari etnis Muslim Bosnia dan Kroasia yang berusaha ingin berpisah dan membentuk negara sendiri.
Dewan Keamanan PBB telah menyatakan Srebrenica sebagai “daerah aman” pada musim semi tahun 1993.
Namun, pasukan Kristen Serbia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic justru menyerbu zona PBB itu.
Sayangnya pasukan Belanda gagal bertindak ketika pasukan Serbia menduduki daerah itu, hingga menewaskan sekitar 2.000 pria dan anak lelaki pada 11 Juli saja.
Sekitar 15.000 orang Srebrenica melarikan diri ke pegunungan di sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu dan membunuh setidaknya 6.000 di antara mereka di hutan.
Mladic akhirnya dinyatakan bersalah atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan pembantaian (genosida) pada tahun 2017 dan dijatuhi hukuman seumur hidup.
Menemukan mayat
Para korban dibuang ke kuburan massal yang tersebar di sekitar Srebrenica.
Butuh bertahun-tahun bagi para penyelidik untuk menemukan semua situs dan menyelesaikan tes DNA atas mayat-mayat itu.
Bagian tubuh sering ditempatkan di lokasi yang berbeda, sehingga menyulitkan penyelidik untuk membuat kecocokan. (cak)