Oleh: Nurcholis |
Indonesiainside.id, Jakarta–Bosnia dan Herzegovina hari Sabtu memakamkan 86 orang korban pembantaian Prijedor 1992, setelah baru-baru ini diidentifikasi.
Setiap tahun di bulan Juli, para korban pembantaian yang baru diidentifikasi dimakamkan di pemakaman desa mereka setelah upacara pemakaman kolektif.
Upacara tahun ini menyaksikan kerabat para korban dan sejumlah besar warga berkumpul di Stadion Poljana dekat Prijedor, sebuah kota di Bosnia barat laut.
Zijad Bacic, berbicara atas nama kerabat para korban, mengatakan bahwa ia juga menjadi sasaran penyiksaan di Prijedor.
“Saya kehilangan ibu saya, dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan dalam perang. Meskipun demikian, saya mengirim pesan perdamaian setiap tahun. Untuk menjalani kehidupan bersama di Prijedor, mereka harus memberi tahu kami di mana kuburan massal berada,” kata Bacic dikutip Anadolu Agency.
Sefik Dzaferovic, seorang Bosniak dari kepresidenan Bosnia dan Herzegovina, mengatakan kejahatan di Prijedor memiliki semua unsur genosida.
“Kejahatan di Prijedor memiliki semua unsur genosida, dan siapa yang tahu apa yang terjadi pada orang-orang yang ada di kamp. Wartawan dan organisasi internasional tidak mengungkapkan kamp-kamp ini. Bagaimana lagi yang bisa dikualifikasikan daripada genosida,” kata Djaferovic.
Sebagian korban adalah laki-laki dan kebanyakan remaja. Mereka ditemukan di jurang, di lubang, dan ditutupi batu dalam jumlah yang banyak.
Para korban merupakan bagian dari 200 warga sipil, khususnya Muslim Bosnia. Namun, ada juga beberapa warga Katolik Kroasia yang sebelumnya ditahan di kamp penahanan di Trnopolje, Prijedor.
Samir Garibovic, Emin Djonlagic dan Suad Klajic adalah korban termuda di antara 86. Mereka berusia 19 tahun ketika mereka dibunuh.
Becir Besic, adalah korban tertua yang dimakamkan di pemakaman hari Sabtu. Dia berusia 61 tahun ketika dia terbunuh.
Prijedor adalah tempat berbagai kejahatan perang yang dilakukan terhadap warga sipil Bosnia oleh pasukan Serbia Bosnia selama perang Bosnia 1992-1995. Pembantaian Prijedor mengklaim total 5.209 Bosniaks dan Kroasia, termasuk 4.093 warga sipil.
Juga pada 31 Mei 1992, pemerintah Serbia di Prijedor mengeluarkan perintah kepada penduduk non-Serbia untuk mengenakan garis-garis putih di lengan mereka ketika mereka meninggalkan rumah mereka, sebuah perintah yang diikuti dengan aksi pemusnahan, pembunuhan, dan penganiayaan.
Sebagian besar pembunuhan terjadi pada periode antara Mei dan Agustus 1992 dan Desember 1995, yang diperkirakan menelan korban lebih 100.000 orang tewas dan 2,2 juta orang mengungsi di Bosnia. Diperkirakan 50.000 wanita, sebagian besar etnis Bosnia, diperkosa.
Perang Bosnia dipicu oleh pecahnya Yugoslavia, yang membuat Bosnia mendeklarasikan kemerdekaannya pada Februari 1992.
Ibu kotanya, Sarajevo, diserang oleh milisi Serbia Bosnia, yang didukung oleh tentara Yugoslavia, dalam apa yang menjadi pengepungan terpanjang dalam sejarah modern.
Usai menguasai Prijedor pada April 1992, pasukan Kristen Serbia membunuh sekitar 3.200 orang, termasuk 250 perempuan dan ratusan anak-anak. Sekitar 650 orang masih hilang.(ck)