Oleh: Azhar AP
Indonesiainside.id, Jakarta – Belasungkawa atas wafatnya Presiden ketiga RI BJ Habibie tidak hanya datang dari rakyat Indonesia. Sejumlah warga dari Timor Leste juga turut kehilangan tokoh karismatik itu.
Di saat prosesi pemakaman jenazah almarhum selesai dilakukan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9), pusara Habibie dipadati warga yang berziarah.
Selain warga setempat, beberapa di antaranya adalah warga Timor Leste. Mereka turut berkabung dan ikut memberikan penghormatan di pusara almarhum Habibie.
Nelson Da Cruz (38), warga Timor Leste, tampak membaur bersama warga usai pemakaman Habibie. Pusara almarhum terletak di Blok M Nomor 120 bersebelahan dengan makam almarhumah Hasri Ainun Habibie di Nomor 121.
Nelson mengenakan baju kaos berkerah warna oranye dan membawa syal rajut bertuliskan Timor Leste dengan warna sama. Kepada awak media, Nelson mengatakan datang atas inisiatif sendiri untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum BJ Habibie.
“Saya ada keperluan keluarga di Jakarta, saya mengetahui kabar Habibie meninggal dunia jadi saya singgah ke sini,” kata Nelson.
Presiden Dewan Menteri Hermenegildo Augusto Cabral Pereira juga menyampaikan belasungkawa atas kepergian Habibie, seperti dimuat dalam laman resmi kantor berita Timor Leste, Tatoli, Kamis (12/9).
“Hari ini, Dewan Menteri diminta oleh Kay Rala Xanana Gusmao mewakili Timor Leste untuk menyampaikan persetujuan atas pertimbangan bahwa Dewan Menteri berdukacita untuk keluarga Presiden Habibie,” kata Augusto Cabral Pereira, seperti dilansir Antara yang dikutip dari Kantor Berita Timor Leste, Tatoli.
Tatoli memuat sebuah tulisan pada tanggal yang sama dengan judul “Dalam Kenangan: Selamat Jalan BJ Habibie”. Sebelumnya, beredar sebuah video ketika Xanana menjenguk BJ Habibie di rumah sakit. Kedua tokoh itu terlihat akrab.
Sementara mantan Wakil Panglima Pejuang Pro-Integrasi Timor Timur (Timor Leste) Eurico Barros Gomes Guterres menilai almarhum Habibie adalah orang hebat. Eurico mengaku mengenal lama habinie, terutama saat perjuangan mempertahankan Timor-Timur.
Dia sering berdiskusi bersama Habibie soal Timor Timur, meski pada akhirnya Timor Timur lepas dari pangkuan NKRI di era pemerintahan Habibie. Bagi dia, itu sudah menjadi kenyataan dan tidak baik terus diungkit.
Mantan Komandan Milisi Aitarak-Dili semasa perjuangan mempertahankan Timor-Timur itu mengakui, masih banyak warga eks Timor Timur yang sampai saat ini masih belum menerima terpisahnya Timor Timur dari Indonesia.
Bahkan, kata dia, masih banyak yang masih membenci karena memang pada zaman pemerintahan Habibie, Timor Timur lepas dari NKRI. Namun keputusan itu diambil pada saat yang sangat dilematis bagi seorang kepala negara.
“Mereka menilai pada saat itu almarhum Habibie membuat keputusan yang keliru. Tetapi sebagian besar juga sudah menerima hal tersebut. Dan itu memang kenyataannya,” ujar dia. (Aza)