Oleh: Herry M Joesoef
Indonesiainside.id, Wina – Dalam Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, Senin (16/9), Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Mohamad Nasir, mengemukakan bahwa Indonesia terus memperkuat kerja sama teknis guna meningkatkan kontribusi teknologi nuklir untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDG). “Indonesia telah memperkuat kemampuan safeguards nuklir yang dikembangkan IAEA di kawasan Asia-Pasifik, antara lain, melalui keketuaan Indonesia pada Asia-Pacific Safeguards Network (APSN),” katanya.
Dengan kemampuan teknis nuklir yang makin mumpuni, menurut Nasir, Indonesia telah memposisikan sebagai negara pemberi bantuan. Indonesia telah ditunjuk oleh IAEA sebagai Collaborating Centre for Plant Mutation Breeding, menjadi negara kontributor IAEA Peaceful Uses Initiatives, dan menjadi negara penyedia bantuan untuk meningkatkan kapasitas teknis nuklir sejumlah negara. .
Nasir juga mempromosikan keunggulan Indonesia lainnya, yaitu di sektor pertanian. Dengan teknologi nuklir, Indonesia telah berinovasi mengembangkan varietas padi dan kedelai unggul yang berkontribusi terhadap pencapaian ketahanan pangan nasional. Inovasi ini mendapat dukungan dari IAEA, dan organisasi internasional terkemuka lainnya yaitu Food and Agricultural Organization (FAO), dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).
Selain Menristekdikti dan jajaran, Delegasi RI pada Sidang Umum IAEA juga diperkuat sejumlah K/L terkait seperi Kemenlu, Kemenkes, BATAN, BAPETEN, KBRI/PTRI Wina dan PT. INUKI.
Sidang Umum IAEA merupakan Konferensi tahunan di Markas PBB Wina sejak tahun 1956 yang diselenggarakan bagi negara-negara anggota PBB untuk menentukan arah kebijakan IAEA untuk menjamin penggunaan energi dan teknologi nuklir semata-mata untuk tujuan damai. (HMJ)