Indonesiainside.id, Ramallah-Tentara Israel telah menangkap mantan anggota parlemen terkemuka Palestina yang juga seorang aktivis Khalid Jarrar bersama dengan penulis dan jurnalis Ali Jaradat, di rumahnya di daerah Albera Ramallah.
Jarrar, mantan anggota Dewan Legislatif Palestina dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP), telah dibebaskan pada Februari dari penjara Damon Israel setelah 20 bulan dalam penahanan tanpa tuduhan.
Putri Jarrar, Suha, mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa 12 kendaraan militer Israel mengepung rumah mereka pada jam 3 pagi pada hari Kamis, pasukan Israel kemudian menggedor pintu-pintu rumah dan sekitar 20 tentara bersenjata menggerebek nya.
Suha mengatakan bahwa selama penggerebekan dia ditahan di salah satu kamar rumah yang jauh dari ibunya.
“Sebelum ibuku ditangkap, mereka menyita kartu identitasnya dan mengambil ponselnya,” katanya.
Suha mengatakan bahwa seorang perwira Israel terus memprovokasi mereka dan segera bertanya kepadanya setelah masuk: “Apakah Anda menyiapkan koper?”
“Tujuan Israel adalah untuk merampas stabilitas dan kehidupan kami, dan untuk membuat kami tetap hidup dalam keadaan cemas dan menunggu, tetapi kami tahu betul bahwa itu adalah pekerjaan, dan kami percaya bahwa kami tidak akan hancur terlepas dari segalanya. mereka melakukannya, “kata Suha.
Khaleda, 56, menderita beberapa penyakit dan sedang mengonsumsi obat pengencer darah, kolesterol dan lambung. Suha mengatakan bahwa ibunya memerlukan pemeriksaan kesehatan rutin.
“Saya khawatir tentang ibu saya. Dia membutuhkan perawatan dan perawatan kesehatan,” katanya.
Ini adalah keempat kalinya otoritas Israel menahan Jarrar, menurut keluarganya.
Dia pertama kali ditangkap pada tahun 1989, ketika dia ditahan selama satu bulan tanpa diadili. Selama penahanan kedua pada tahun 2014, dia dijatuhi hukuman 15 bulan penjara.
Pada 2017, dia ditangkap untuk ketiga kalinya dan akhirnya dibebaskan pada Februari 2019.
Pengacara Jarrar Sahar Franses mengatakan kepada surat kabar Haaretz bahwa Jarrar telah dibawa ke tempat yang tidak diketahui.
Dalam sebuah pernyataan yang diteruskan ke MEE, PFLP mengatakan organisasi itu menganggap pendudukan Zionis sepenuhnya bertanggung jawab atas kehidupan pejuangnya Khalida Jarrar dan Ali Jaradat dan sejumlah pemimpin yang ditahan lainnya yang menderita kondisi kesehatan serius.
PFLP juga meminta Otoritas Palestina dan dinas keamanannya untuk mengambil keputusan yang jelas dan serius untuk menghentikan semua bentuk koordinasi keamanan dengan pendudukan.
Israel telah melarang Jarrar meninggalkan Tepi Barat yang diduduki sejak 1998 karena aktivitasnya.(CK)