Indonesiainside.id, Damaskus-Kelompok Daesh (ISIS) akhirnya mengumumkan pemimpin baru pengganti Abu Bakar al-Baghdadi, yang terbunuh dalam serangan pimpinan Amerika di Suriah akhir pekan lalu.
Pengumuman ini disampaikan seseorang bernama Abu Ibrahim Hashimi al-Quraishi dalam sebuah pesan audio yang diposting oleh sayap media resminya, Al-Furqan, kutip NBC News hari Jumat (01/11).
Ini untuk pertama kalinya ISIS mengakui kematian al-Baghdadi, dan juga tokoh senior lain bernama Abu Hassan al-Muhajir. Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah mengidentifikasi al-Muhajir sebagai “pengganti nomor satu” al-Baghdadi.
Dalam pesannya yang dirilis hari Kamis, yang dinukil Al Jazeera menampilkan suara juru bicara ISIS terbaru yang dikenalkan dengan nama Abu Hamzah Al-Qurashi.
“Dewan Syura telah membai’at Abu Ibrahim Al-Hashemi Al-Qurashi sebagai Amirul Mukminin dan Khalifah umat Islam,” kata Abu Hamza al-Qurayshi, juru bicara baru ISIS dalam rekaman yang disebar melalui aplikasi Telegram.
Pernyataan tujuh menit itu tidak memberikan perincian lain tentang pemimpin baru itu dan tidak segera jelas siapa yang dimaksud namanya. ISIS biasanya mengidentifikasi para pemimpinnya menggunakan nama samaran yang merujuk pada afiliasi suku dan garis keturunan mereka. Nama-nama itu sering berubah.
Pernyataan itu juga mengkonfirmasi kematian Abu al-Hassan al-Muhajir, juru bicara kelompok itu dan seorang pembantu dekat dengan al-Baghdadi
Pernyataan itu, yang dibaca oleh juru bicara IS Abu Hamza al Qurashi, juga berisi ancaman terhadap Amerika dan menyebut Presiden Donald Trump sebagai “orang tua yang pikun.”
Namun pesan terbaru itu meminta pengikut kelompok itu untuk bersumpah setia kepada pemimpin baru, yang mengaku-ngaku keturunan Nabi Muhammad. Memiliki suku Quraish telah dipandang sebagai prasyarat untuk menjadi seorang “khalifah”, sebagaimana klaim al-Baghdadi dalam biografinya pada tahun 2014, dengan jejak yang masih abu-abu hingga kini.
Tidak banyak yang tahu jejak Abu Ibrahim Hashimi al-Quraishi ini. Dalam silsilah kelompok ini, nama Hashimi termasuk gaib alias sedikit yang tahu dan jarang disebut.
ISIS, yang pernah menguasai sejumlah wilayah Irak dan Suriah pada 2014-2017 sebelum “kekhalifahan” versi mereka hancur akibat serangan pimpinan AS, sebelumnya bungkam soal status Al-Baghdadi.
Seorang pengamat di Universitas Swansea yang mekusatkan perhatian pada soal ISIS, Aymenn at-Tamimi, dikutip Reuters menyatakan nama itu tak dikenal namun dapat merujuk kepada tokoh terkemuka ISIS, yang dipanggil Hajj Abdullah, yang diidentifikasi oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai kemungkinan pengganti Al-Baghdadi.
Sementara kematian al-Baghdadi merupakan pukulan yang signifikan bagi kelompok militan, para ahli telah memperingatkan bahwa itu tidak akan berarti mengakhiri para ekstremis brutal yang mencoba untuk membangun kembali “kekhalifahan” buatan. (CK)