Indonesiainside.id, Islamabad-Puluhan ribu pendukung Muslim bersama dengan anggota partai oposisi utama mengikuti serangkaian aksi unjuk rasa di seluruh Pakistan untuk menuntut Perdana Menteri Imran Khan mengundurkan diri.
Menurut wartawan AFP, pasukan keamanan memblokir pintu masuk utama ke kota itu dengan satu kontainer kapal, tetapi gagal mencegah para demonstran masuk ke ibu kota.
Unjuk rasa besar-besaran di Islamabad ini untuk yang pertama kali digelar pihak oposisi, akibat kekacauan ekonomi dan inflasi negara itu, merupakan tantangan Khan sejak dia menang Pemilu tahun lalu yang dalam janjinya akan menghentikan korupsi dan menciptakan lapangan kerja warga miskin.
Aksi massa bertajuk ‘Pawai Azadi (kebebasan)’ dimemimpin langsung Maulana Fazlur Rahman, pemimpin Fazl Ulama-e-Islam Jamiat (JUI-F), partai politik keagamaan Pakistan yang paling kuat.
“Sudah saatnya kita menyingkirkan pemerintah. Setelah satu tahun berkuasa, 220 juta rakyat Pakistan berteriak, tetapi kali ini saatnya bagi Imran Khan untuk berteriak, ” kata Shehbaz Sharif, Ketua Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N), kepada para pengunjuk rasa.
This is massive. Probably highest in recent Pakistani political history. Molana did so well. #AzadiMarch2019 pic.twitter.com/xPB9F56CEB
— Aqib (@haqib0) November 1, 2019
“Kami memprotes pemerintah yang lemah untuk mundur … rakyat kami harus menganggur dan pabrik-pabrik menutup operasi mereka,” kata pemrotes Abu Saeed Khan dari Peshawar.
Sementara Imran Khan dalam pidatonya menolak desakan mundur. Ia bahkan mengancam dengan mengatakan tak akan memberi toleransi kekacauan di jalanan.
Imran mengkritik Rehman dalam pidato yang disiarkan televisi di kota Gilgit, dan bersumpah menyertnya ke penjara.
“Mereka yang menghasilkan uang atas nama Islam akan terungkap. Saya berjanji pada Tuhan, saya akan membawa mereka semua ke penjara karena mengkhianati negara, ”katanya diktip AFP. (CK)