Indonesiainside.id, London-Amnesty International, mengutip “laporan yang kredibel”, mengatakan hari Selasa bahwa pihaknya meyakini sedikitnya 106 orang di 21 kota telah tewas dalam protes di Iran terkait kenaikan harga bensin yang ditetapkan pemerintah.
Pemerintah Iran, belum secara terbuka menyebut angka secara nasional terkait jumlah korban kerusuhan yang dimulai hari Ahad, tidak segera menanggapi laporan tersebut.
Amnesty dikutip France 24, menambahkan pihaknya “percaya bahwa jumlah korban sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, di mana beberapa laporan menyatakan sebanyak 200 telah terbunuh”.
Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan hari Selasa bahwa “belasan” orang mungkin telah tewas dalam aksi protes di Iran sejak hari Jumat.
Iran sejak itu telah memblokir internet dan mengerahkan polisi serta pasukan anti huru hara guna memadamkan kerusuhan. Namun demonstrasi diyakini masih terjadi di negeri kaum mullah ini.
At least 106 protesters in 21 cities have been killed in #Iran, according to reports we have received. Verified video footage, eyewitness testimony & information gathered from activists outside Iran reveal a harrowing pattern of unlawful killings by Iranian security forces.
— Amnesty International (@amnesty) November 19, 2019
Dalam laporannya, Amnesty mencatat bahwa “rekaman video yang telah diverifikasi, laporan dan saksi mata dari orang-orang di lapangan serta informasi yang dikumpulkan dari para aktivis hak asasi manusia di luar Iran mengungkapkan pola mengerikan dari pembunuhan tidak sah oleh pasukan keamanan Iran, dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan dan mematikan untuk menghancurkan sebagian besar protes damai. ”
Otoritas Iran belum memberikan laporan jelas tentang berapa banyak orang yang terluka atau terbunuh selama aksi protes tersebut.
Tetapi kantor berita ISNA melaporkan Senin malam bahwa tiga anggota pasukan keamanan Iran dibunuh oleh “perusuh” di dekat ibu kota, Teheran.
Peneliti Amnesty dan Hak Asasi Manusia di Iran, Raha Bahreini, mengatakan jumlah kematian mereka didasarkan pada informasi yang diterima dari akun saksi di lapangan, aktivis hak asasi manusia di dalam negeri, serta jurnalis dan sumber terpercaya di luar negeri.
“Informasi yang kami peroleh menunjukkan pola mengerikan pembunuhan yang melanggar hukum di seluruh negeri,” katanya kepada Al Jazeera di London.
“Informasi yang kami terima sejauh ini menunjukkan bahwa dalam pola yang konsisten dengan praktik masa lalu, pasukan keamanan bahkan menolak untuk mengembalikan tubuh banyak dari korban yang terbunuh ke keluarga mereka, atau memaksa keluarga untuk menguburkan orang yang mereka cintai dalam keadaan terburu-buru dan tanpa otopsi independen, yang tentu saja bertentangan dengan standar dan hukum internasional,” katanya.
Another heart-breaking video from #IranProtests. My heart is broken. Where are @cnni, @BBCWorld, @NBCNews, @FRANCE24 & others?
1) Journalists in Iran aren't allowed to cover protests
2) Iranians can no longer send us footage due to internet shutdown
3) More than 106 people dead pic.twitter.com/wOsoefFijy— Masih Alinejad 🏳️ (@AlinejadMasih) November 19, 2019
Direktur Penelitian dan Advokasi Amnesty International Timur Tengah dan Afrika Utara, Philip Luther mengatakan, “Pihak berwenang harus segera mengakhiri tindakan brutal dan mematikan ini dan menunjukkan rasa hormat untuk kehidupan manusia.”
Berbicara kepada France 24, Luther mengatakan pasukan keamanan Iran telah menggunakan “kekuatan mematikan yang berlebihan” untuk menghancurkan protes yang sebagian besar damai. “Pola yang telah kita lihat termasuk pasukan keamanan menggunakan senjata api, meriam air, gas air mata untuk membubarkan protes dan memukuli demonstran dengan tongkat,” lanjutnya. “Gambar selongsong peluru yang tertinggal di tanah serta tingginya angka kematian menunjukkan bahwa amunisi hidup telah digunakan.”
Seorang aktivis Iran, Alinejad Masih, menulis ciutan di akun twitter, “Video lain yang memilukan dari #IranProtests. Hatiku hancur. Di mana @cnni, @BBCWorld, @NBCNews, @ FRANCE24 & lainnya? 1) Wartawan di Iran tidak diizinkan meliput protes, 2) Orang Iran tidak dapat lagi mengirimkan rekaman kepada kami karena penutupan internet, 3) Lebih dari 106 orang tewas, “ tulisnya.
Melalui akun @AlinejadMasih, ia juga berbagi foto dan video yang tak ada di media massa.
Menurut media pemerintah Iran, lebih dari 1000 peserta unjuk rasa telah ditangkap sejak protes dimulai minggu lalu, menolak kenaikan harga BBM.
Kelompok garis keras di Iran mengancam akan mengeksekusi para demonstran dengan menggantung jika demonstrasi masih berjalan sporadis. (CK)