Waduh! Menlu Retno Anggap 1,1 Juta Pengungsi Rohingya Berpeluang Jadi Teroris

Indonesiainside.id, Jakarta – Kondisi pengungsi Rohingya di Cox’z Bazar, Bangladesh, yang tidak dapat kembali ke Rakhine State Myanmar, mendapat perhatian khusus dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dia mengatakan, jika repatriasi tidak bisa dilakukan kepada para pengungsi Rohingya, mereka akan mengalami frustrasi.

Jika pengungsi mengalami frustrasi, menurut Retno, mereka akan mudah dipengaruhi oleh ideologi lain yang dapat mengarah kepada radikalisme dan terorisme. “Jika 1,1 Juta orang menjadi teroris, bisa dibayangkan bagaimana keadaan Indonesia. Karena kita bertetangga dengan mereka,” ujar Menlu Retno ditemui di Jakarta, Selasa (19/11).

Dia mengatakan, dunia yang saat ini sedang dihadapi umat manusia tidak mudah. Retno lalu menjelaskan, salah satu hal yang dapat mencegah dampak negatif tersebut adalah penguatan sektor ekonomi di Indonesia.

Retno berharap, sebagai salah satu masyarakat dunia, Indonesia harus membuat resiliensi ekonomi. “Jika resiliensi ekonomi kita kuat, maka kita akan dapat bertahan hidup,” ucapnya.

“Kita punya pasar besar dan negara yang besar. Itu bisa kami ganti dari sisi diplomasi yaitu dari sisi saat bernegosiasi. Sehingga, pada saat kita bernegosiasi, kita memperoleh win win resultnya,” tuturnya.

Jika tidak, kata Retno, publik akan beropini bahwa pemerintah akan terjerumus untuk menjadi ‘pasar’. “Kita harus dapat sesuatu dari ‘pertandingan’ ini. Presiden beberapa kali mengatakan peningkatan ekspor dan masuknya investasi akan menjadi kunci elemen untuk menjadikan kita kuat,” ujar Retno.

Terkait perlindungan investasi, Retno juga menjelaskan, Kementerian Luar Negeri akan melindungi berbagai jenis investasi WNI yang ada di luar negeri. “What we are now taking care of in bond investment. Sehingga dalam investment treaty, kita lakukan perlindungan. Karena tidak hanya melakukan investasi ekonomi, tapi juga menjadikan itu sebagai politik investasi,” kata dia. (AIJ)