Indonesiainside.id, Utah – Skuadron tempur di Pangkalan Angkatan Udara Hill yang dilengkapi dengan pesawat tempur canggih F-35 telah diberangkatkan menuju Timur Tengah, untuk misi tempur.
Standard-Examiner baru-baru ini melaporkan bahwa Skuadron Tempur ke-34 dengan personil yang diambil dari unit tugas aktif dan cadangan di Hill baru-baru ini berangkat ke Pangkalan Udara Al Dhafra, di Uni Emirat Arab (UEA).
Kolonel Steven Behmer, Komandan Fighter Wing ke-388, mengatakan skuadron terdiri dari pilot dan personel lain dari Skuadron Fighter Wing ke-34 dan dari unit cadangan, Skuadron Tempur ke-466.
“Saya sangat bangga dengan semua penerbang kami di sayap pesawat tempur 388 dan 419,” kata Kolonel Steven Behmer, komandan Fighter Wing ke-388 dalam siaran pers.
“(Mereka) … benar-benar siap untuk tugas pemberitahuan singkat ini, membawa kemampuan tempur unik F-35A ke pertempuran,” lanjut dia, seperti dikutip Standard-Examiner.
مقاتلات ال (F-35A) آل تا بعة لسلاح الجو الأمريكي عادت من قاعدة "هل" الجوية إلى قاعدة #الظفرة الجوية في #الإمارات العربية المتحدة ، للانضمام إلى الجناح الاستكشافي الجوي 380 في 16 نوفمبر 2019 pic.twitter.com/moWqSCFqkq
— U.S. Central Command (@CENTCOMArabic) November 19, 2019
Fighter Squadron ke-4 telah setidaknya dua serangan tempur terhadap pasukan musuh di luar negeri.
Bulan September, Pesawat F-35 dan pilot dari Hill AFB menjadi bagian dari kelompok yang menjatuhkan sekitar 80.000 pound bom di Pulau Qanus, Irak—tempat yang telah diklaim digunakan sebagai lokasi persembunyian militan Daesh/IS /ISIL).
Bulan April, pilot F-35 dari Hill AFB juga melakukan serangan udara di Wadi Ashai, Irak, dengan menghantam jaringan terowongan IS yang sudah lama terbentuk dan gudang senjata di daerah terpencil di Pegunungan Hamrin.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Turki meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Turki.
Kongres AS menangguhkan partisipasi Turki dalam program manufaktur bersama F-35 dan menghentikan pengiriman jet ke negara itu setelah Ankara menerima pengiriman pertama S-400 meskipun ada keberatan pejabat AS. Amerika Serikat menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Rusia tidak kompatibel dengan peralatan NATO.
Sebelum ini, pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sempat meredam rumor bahwa jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin berpotensi dijual kepada Uni Emirat Arab (UEA).
Pembicaraan tentang pencalonan negara Teluk itu untuk bergabung dalam program konsorsium bersama F-35—program militer paling mahal dalam sejarah—telah diawali dua tahun lalu saat dilaporkan bahwa Donald Trump sedang mempertimbangkan permintaan lama Abu Dhabi untuk mengambil langkah awal menuju pengadaan F-35 di masa depan.
Ketika acaraa Dubai Air Show tahun 2017, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal Stephen Wilson sempat secara terbuka mengonfirmasi desas-desus bahwa diskusi semacam itu dengan UEA sedang berlangsung.
Namun kepada wartawan di Dubai hari Senin lalu, Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik-Militer R. Clarke Cooper menyangkal hal itu.
“Tidak, tidak,” kata Cooper kepada CNBC ketika ditanya apakah pembicaraan itu terjadi. “Pertanyaannya adalah apakah ada pertimbangan atau percakapan tentang F35—jawaban singkatnya adalah tidak,” katanya lagi, yang dilansir Sabtu (23/11).
F-35 adalah salah satu pesawat tempur paling canggih di dunia, dan merupakan salah satu jet tempur generasi kelima pertama. Pesawat ini juga merupakan generasi terbaru yang diproduksi oleh perusahaan Lockheed Martin. Selain militer A.S., beberapa negara lain memiliki pesawat canggih ini, termasuk Israel, Polandia, dan Denmark.
Israel adalah satu-satunya negara yang memperoleh jet tempur F-35 dan di antara sedikit yang memiliki hak istimewa untuk memodifikasi pesawat, yang dikenal di Israel sebagai Adir.
Israel telah menerima 14 jet F-35I Adir yang dibuat khusus dan berharap memiliki 50 pada tahun 2024. (CK)