Indonesiainside.id, Baghdad-Ratusan demonstran pro-Syiah, yang ikut berduka untuk anggota Hashd Shaabi yang tewas terbunuh oleh serangan AS di Irak, menyerbu kedutaan AS di Zona Hijau Baghdad pada hari Selasa, seorang pejabat keamanan dikutip Xinhua.
Banyak pengunjuk rasa, yang mengenakan seragam militer Hashd Shaabi, berunjuk rasa di luar kedutaan meneriakkan slogan-slogan yang mengecam serangan udara oleh pasukan AS terhadap pangkalan-pangkalan Hashd Shaabi di Irak.
Protes itu kemudian berubah menjadi kekerasan ketika para pengunjukrasa membakar sebuah menara penjaga dan gerbang luar kedutaan, seorang pejabat dari Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan kepada Xinhua dengan syarat anonim.
Setelah itu, para pengunjuk rasa berhasil masuk ke halaman luar kedutaan, tetapi ditolak oleh pasukan keamanan yang mengerahkan gas air mata terhadap mereka, kata sumber itu.
Bentrokan itu menyebabkan sekitar 20 pengunjuk rasa terluka dan mati lemas, menurut sebuah pernyataan oleh situs Hashd Shaabi.
Para demonstran kemudian mendirikan tenda di depan pintu masuk kedutaan AS untuk aksi protes duduk, sementara beberapa dari mereka menulis di dinding kedutaan “ditutup atas nama rakyat.”
Menurut Anadolu Agency, para pemimpin milisi Syiah juga ikut aksi protes saat itu.
Media lokal menyiarkan foto-foto yang memperlihatkan Qais al-Khazali, Kepala milisi Asa’ib Ahl al-Haq, dan pemimpin tertinggi Hashd Shaabi Hadi Al Amiri dan Abu Mahdi al-Muhandis ikut berpartisipasi dalam aksi protes di depan gedung kedutaan Amerika.
Menurut laporan media lokal, diplomat AS telah meninggalkan gedung kedutaan sebelum ada aksi tersebut.
Pasukan keamanan Irak kemudian tiba di lokasi.
Kantor sementara Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi, dalam sebuah pernyataan, meminta para demonstran untuk segera pergi, mengatakan bahwa “setiap serangan terhadap kedutaan asing adalah tindakan yang akan secara ketat dicegah oleh pasukan keamanan, dan akan dihukum berat oleh hukum.”
Pernyataan lain oleh kantor mengatakan perdana menteri menyatakan berkabung tiga hari dimulai pada hari Selasa untuk anggota Hashd Shaabi tewas dalam serangan itu.
Sementara itu, Jaafar al-Husseini, juru bicara milisi Kata’ib Hezbollah (KH) mengatakan kepada media lokal bahwa para pengunjuk rasa “tidak berniat untuk menyerang kedutaan AS, tetapi aksi duduk akan berlanjut sampai kedutaan ditutup dan duta besar AS diusir. ”
Protes itu terjadi dua hari setelah pasukan AS membombardir markas besar milisi Syiah, Brigade ke-45 dan Brigade ke-46 Hashd Shaabi, menyebabkan 25 orang tewas dan 51 lainnya cedera.
Sebuah pernyataan militer AS mengatakan bahwa pasukannya menyerang pada hari Ahad malam lima pangkalan KH di Irak dan Suriah sebagai tanggapan atas serangan berulang-ulang oleh KH terhadap pasukan koalisi pimpinan-AS di Irak. (CK)