Indonesiainside.id, Jerusalem-Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Rabu mengatakan ia akan meminta parlemen untuk memberinya kekebalan dari penuntutan dalam tiga kasus korupsi yang menjeratnya, sebelum pemilihan Maret mendatang.
Netanyahu mengajukan permintaan itu kepada Ketua Parlemen Israel (Knesset) Yuli Edelstein pada Rabu malam, menekankan bahwa dia tidak meminta “kekebalan abadi.”
Sebelumnya, dalam pidatonya di Orient Hotel Jerusalem, Netanyahu mengklarifikasi niatnya untuk mencari kekebalan, dengan mengatakan itu hanya akan “sementara” dan berlangsung selama sesi parlemen berikutnya.
“Tidak ada kemungkinan bagi siapapun untuk menghindari persidangan,” katanya dikutip RT.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan langsung di saluran TV Israel, Netanyahu mengatakan dia akan mengajukan permintaannya kepada Ketua Parlemen Yuli Edelstein untuk “terus melayani Anda demi masa depan Negara Israel.”
Dia mengajukan permintaan hanya empat jam sebelum batas waktu tengah malam pada hari Rabu.
Permintaan itu dapat menunda kasus-kasus terhadap Netanyahu dan mengamankannya beberapa bulan lagi di kantor, memungkinkan dia mencalonkan diri untuk masa jabatan lain dalam pemilihan nasional pada 2 Maret.
Netanyahu didakwa atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Benny Gantz, ketua Partai Putih dan Biru, saingan utama Netanyahu, mengatakan partai itu “akan melakukan apa pun yang mungkin untuk mencegah kekebalan”, kutip Kantor Berita Cina, Xinhua.
Dia menuduh Netanyahu “membahayakan dasar persamaan sipil di hadapan hukum” dengan berusaha melindungi dirinya dari berdiri di pengadilan.
Gantz mengatakan niat Netanyahu untuk mencari kekebalan menunjukkan bahwa dia jelas bersalah, menambahkan bahwa Israel sekarang menghadapi pilihan antara “Kerajaan Netanyahu … atau Negara Israel.”
Avigdor Lieberman, pemimpin partai sayap kanan Israel Our Home, juga mengecam langkah itu, dengan mengatakan bahwa Netanyahu “hanya tertarik pada kekebalannya dan menjadikan Negara Israel sebagai sandera.”
Sistem politik Israel telah lumpuh selama setahun terakhir di tengah dua putaran pemilihan nasional yang gagal memberikan hasil konklusif.
Pada hari Selasa, hakim Pengadilan Tinggi Israel menolak petisi yang diajukan oleh akademisi, mantan pejabat pertahanan dan tokoh publik lainnya yang mencoba untuk melarang Netanyahu dalam pemilihan kembali karena tuduhan korupsi yang ditujukan kepadanya.
Netanyahu didakwa dengan tuduah suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan publik dalam tiga kasus. (CK)