Indonesiainside.id, Jakarta – Liga Arab menolak langkah parlemen Turki yang menyetujui pengerahan pasukan ke Libya. Langkah itu dianggap semakin “mendorong konflik yang tengah berlangsung” di Libya.
Liga Arab menilai persetujuan parlemen Turki ini telah mengabaikan penolakan negara-negara Arab terhadap intervensi asing apa pun di Libya, sebagaimana dinyatakan dalam pertemuan darurat Dewan Liga Arab di markasnya di Kairo pada Selasa (31/12).
“Dewan Liga Arab menekankan dukungan untuk proses politik di Libya,” kata pernyataan dari organisasi tersebut, yang mempertimbangkan kesepakatan perdamaian hasil mediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara faksi-faksi bertikai di Libya, yang dicapai di Kota Skhirat, Maroko, sebagai “satu-satunya referensi untuk penyelesaian (konflik) di Libya.” ungkap pernyaraan itu, Kamis(2/1).
Sebelumnya pada Kamis yang sama, parlemen Turki meloloskan mosi yang mengizinkan pemerintah untuk mengerahkan pasukan ke Libya selama satu tahun guna mendukung pemerintah yang didukung PBB di Tripoli, ibu kota Libya.
Disebutkan dalam mosi itu bahwa pemerintah Turki akan menetapkan ukuran, waktu dan lingkup pengerahan pasukannya ke Libya.
Langkah parlemen Turki ini juga menuai kecaman dari Mesir yang disampaikan lewat sebuah pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri negaranya, seraya memperingatkan tentang segala bentuk intervensi militer asing di negara yang dilanda perang tersebut.
Libya tergelincir dalam perang saudara sejak penggulingan dan pembunuhan mantan pemimpin Muammar Gaddafi pada 2011 lalu.
Konflik Libya meningkat pada 2014, memisahkan kekuasaan antara dua pemerintah yang bertikai, yaitu Pemerintah Kesepakatan Nasional (Government of National Accord) yang didukung PBB di Tripoli dan pemerintah di Kota Tobruk, Libya timur laut, sekutu dari pasukan yang memproklamirkan diri sebagai Tentara Nasional Libya di bawah pimpinan Khalifa Haftar.(EP)