Indonesiainside.id, Beijing- Presiden Cina Xi Jinping dilaporkan sedang meyakinkan Presiden AS Donald Trump bahwa pemerintahnya bekerja keras untuk mengatasi virus corona, atau epidemi 2019-nCoV.
Menurut Reuters, mengutip laporan televisi China, Xi membuat jaminan dalam percakapan telepon dengan Trump hari ini.
Xi mengatakan upaya pihaknya menunjukkan hasil secara bertahap dan dia yakin wabah virus itu akan terselesaikan tanpa efek jangka panjang pada perekonomian.
Panggilan telepon Xi, menurut laporan itu, di tengah kesedihan dan kemarahan warga Tiongkok setelah kematian Li Wenliang, seorang dokter mata yang merupakan salah satu orang yang paling awal memperingatkan virus corona.
Xi sebelumnya mengobarkan “perang rakyat” melawan virus dengan mengatakan, “seluruh negara telah menanggapi sebaik mungkin dan mengambil langkah-langkah pengendalian dan pencegahan yang paling komprehensif dan ketat.”
Seorang pria berusia 32 tahun yang bertugas di Rumah Sakit Pusat Wuhan meninggal pagi ini setelah dirawat di rumah sakit karena infeksi virus corona pada 12 Januari.
Dia diyakini tertular virus ketika merawat pasien glaukoma, tidak menyadari bahwa pasien telah terinfeksi virus corona.
Menurut laporan sebelumnya, pada 30 Desember, Li dan tujuh dokter lainnya memperingatkan dokter lain di media sosial tentang tujuh kasus “virus baru misterius” yang mirip dengan Sindrom Pernafasan Akut (SARS) pada tahun 2003.
Empat hari kemudian, dia didekati oleh seorang pejabat Biro Keamanan Publik yang memintanya untuk menandatangani surat. Di antara isi surat itu adalah bahwa ia telah dituduh “membuat pernyataan palsu” yang “sangat mengganggu keamanan sosial”.
Namun, akhir bulan lalu, Dr Li mengunggah salinan surat yang ditandatanganinya di Weibo, menjelaskan apa yang terjadi.
Dia juga menggambarkan kelalaian pihak berwenang setempat di Wuhan pada hari-hari awal virus. Pemerintah setempat dilaporkan telah meminta maaf kepadanya.
Kematian Li telah menjadi topik utama media sosial Tiongkok dengan banyak orang menyebutnya sebagai pahlawan dan berbagi puisi dan lukisan sebagai tanda penghargaan.
Menurut Reuters, beberapa media Tiongkok menggambarkan dia sebagai “pahlawan yang sanggup menyampaikan kebenaran”.
Surat kabar People’s Daily, milik Partai Kokunis Cina menulis di Twitter: “Kami sangat sedih dengan kematian dokter Li Wenliang … Li meninggal pada jam 2.58 pagi (waktu setempat) pada tanggal 7 Februari setelah upaya yang gagal untuk mewujudkannya.”
‘Kota hantu’
Reuters melaporkan bahwa kota dan pabrik ditutup, serta pembatalan penerbangan setelah penyebaran virus.
Beijing menjadi kota mati setelah pemerintah memerintahkan karantina dengan persediaan kebutuhan sehari-hari habis di toko-toko, kata laporan berkenaan dengan kota yang dihuni 11 juta orang itu.
Jumlah kematian terbaru dari virus yang diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional Cina telah mencapai 636, dengan jumlah infeksi meningkat menjadi 31.161. (CK)