Indonesiainside.id, Sarajevo – Dua puluh lima mantan militan ISIS, sejumlah wanita dan anak-anak – beberapa dari mereka menjadi yatim piatu, dipulangkan ke Bosnia Herzegovina. Mereka sebelumnya ada di kamp pengungsian di Suriah.
Tujuh pria diantaranya diserahkan kepada jaksa penuntut, sedang enam wanita dan 12 anak-anak dibawa ke pusat penampungan sementara untuk pemeriksaan lebih lanjut dan bantuan medis.
“Para tersangka sedang diselidiki atas tindak pidana pengorganisasian kelompok teroris, organisasi terlarang dan bergabung dengan formasi paramiliter atau paramiliter asing dan terorisme,” kata kantor kejaksaan, mengutip theinternational, Jumat(7/2).
Sebelumnya pada hari Kamis, pesawat yang membawa warga negara Bosnia dari Suriah mendarat di bandara di ibukota Sarajevo di bawah pengamanan ketat. Pihak berwenang mengatakan mereka telah melakukan pemeriksaan keamanan pada kelompok itu.
“Beberapa dari orang-orang ini dicari berdasarkan surat perintah penangkapan internasional atas perintah Pengadilan Bosnia dan Herzegovina,” lanjut sumber tersebut.
Pejabat Kementerian Keamanan Bosnia menyatakan sekitar 260 warga Bosnia tetap berada di kamp-kamp di Suriah, terdiri dari sekitar 100 pria dan 160 wanita dan anak-anak.
Sejak Oktober silam, Bosnia telah mempersiapkan penjemputan kembali dan mengadili sembilan warga negaranya yang diduga berperang untuk ISIS di Suriah, tetapi pemulangan mereka telah ditunda dua kali setelah Turki menginvasi negara itu.
Bosnia Penjarakan Warganya Yang Berperang Untuk Asing
Pada 2014, Bosnia menjadi negara pertama di Eropa yang memperkenalkan hukuman penjara bagi warganya yang bertempur di luar negeri. Mereka yang kembali ke negara itu diadili dan, dalam banyak kasus, dijatuhi hukuman penjara.
Pengadilan negara Bosnia telah mengadili dan menghukum 46 orang yang kembali dari Suriah atau Irak selama beberapa tahun terakhir.
ISIS kehilangan pijakan teritorial terakhirnya di Suriah pada Maret tahun ini dan banyak dari gerilyawannya sekarang diyakini berada di penjara yang dikelola oleh Kurdi di Suriah utara.
Ratusan orang diyakini telah meninggalkan Eropa untuk memperjuangkan kelompok ekstremis di Suriah dan Irak, dan banyak dari mereka sekarang berada di kamp-kamp penahanan yang menunggu untuk diserahkan ke negara asal mereka. (EP)